Ustadzah Wirianingsih, Sosok Da'iyah yang Tak Pernah Lelah Membina Umat

Masih teringat jelas siang itu, saya dan Ustadzah Wirianingsih bertemu di salah satu masjid di bilangan Jakarta Selatan. Bukan kebetulan kami bertemu, melainkan tugas liputan yang mengharuskan saya untuk bertemu dan mewawancarai beliau. Sosoknya yang hangat dan meneduhkan, membuat siapa saja betah berlama-lama untuk berbagi cerita ataupun hanya sekadar meminta nasihat kepada beliau. Termasuk saya, yang rupanya sangat memanfaatkan momen spesial itu untuk banyak bertanya dan menggali informasi lebih dalam tentang sosok penuh teladan dan inspirasi, Ustadzah Wirianingsih.
Sosok da’iyah yang memiliki nama lengkap Dra. Wirianingsih, BC.Hk,M.S ini lahir di Jakarta, 11 September 1962. Wiwi biasa dia disapa hidup dan besar dalam lingkungan keluarga yang agamis. Meski, sang ayah bukan berasal dari kalangan santri, namun sosoknya sangat dekat, selalu memberikan inspirasi dan teladan bagi Wiwi semasa kecil. Dalam perjalanannya, ibunda Wiwi berperan besar dalam memberikan pengajaran alquran kepada Wiwi, sehingga tumbuhlah kecintaannya terhadap alquran sejak kecil. Dan, melalui itulah dia menjadikannya sebagai panduan hidup dalam mendidik anak-anaknya yang kini seluruhnya telah menjadi penghafal alquran.
Istri dari Mutammimul Ula, pernah menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi IX dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2009-2014. Dan, saat ini masih aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan, seperti mengisi seminar, talkshow dan majelis ilmu di beberapa tempat. Usia bukanlah menjadi penghalang bagi Wiwi untuk terus berkarya dan berjuang menolong agama Allah, meski kini usianya telah mencapai lebih dari setengah abad. Semangatnya untuk terus menghidupkan alquran pada setiap keluarga muslim menjadi tujuan utamanya dalam mensyiarkan Islam.
Alquran telah begitu lekat dan menancap kuat di hati, pikiran dan tiap hembusan napasnya. Melalui alquran pulalah Wiwi menghantarkan semua anaknya yang berjumlah 10 orang untuk menjadi penghafal ayat-ayat suci alquran. Tentunya, untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena membutuhkan kesabaran dan keistiqomahan dalam prosesnya yang cukup panjang. Tidak hanya melatih anak-anaknya untuk menghafal, namun juga menanamkan nilai-nilai alquran tersebut di hati-hati mereka sebagai pedoman hidup yang tak terpisahkan seumur hidup. Mengingat, manfaat yang diperoleh dari mempelajari dan mengajarkan alquran sungguh luar biasa bagi Wiwi.
Afsalurrahman Assalam adalah putra pertama. Hafal Alquran pada usia 13 tahun. Anak keduanya Faris Jihady Hanifa. Hafal Alquran pada usia 10 tahun dengan predikat mumtaz. Putri ketiga hafal Alquran sejak usia 16 tahun. Scientia Afifah Taiba, anak keempat yang hafal 29 juz sejak SMA. Kemudian, anak kelima, Ahmad Rasikh Ilmi hafal 15 juz Al-Qur’an. Ismail Ghulam Hakim, putra keenam hafal hafal 13 juz Al-Qur’an. Yusuf Zaim Hakim, putra ke tujuh hafal 9 juz Al-Qur’an. Putra ke delapan, Muhammad Syaihul Basyir sudah hafal Alquran 30 juz pada saat kelas 6 SD. Hadi Sabila Rosyad, putra ke sembilan dan Himmaty Muyassarah putri kesepuluh, keduanya sudah hafal 2 juz Alquran sejak memasuki bangku sekolah dasar.
Meski terbilang sibuk, nenek dari empat orang cucu ini menuturkan bahwa dengan mendasari setiap gerak dan langkah pada ajaran mulia yang terkandung dalam alquran, maka setiap umat akan sanggup menghadapi tantangan sekaligus menyelesaikan segala macam permasalahan. Dan, realitanya umat saat ini masih jauh dari penerapan nilai-nilai alquran itu sendiri. Sehingga, hal itulah yang menjadi target utama Wiwi dalam berdakwah dimanapun dan kapanpun, guna menghidupkan ruh-ruh qurani di kehidupan masyarakat saat ini.
Jabatan :
Direktur PGTKI BIK (1997-sekarang)
Ketua Umum PP Salimah (2005-2010)
Ketua Umum ASA (Aliansi Selamatkan Anak) Indonesia (2006-sekarang)
Presidium BMOIWI (2007–sekarang)
Aktivitas :
Anggota Delegasi RI dalam Sidang ke-51 UN CSW , New York Maret 2007.
Peserta Al Quds International Forum, Turki November 2007.
Nara Sumber “Kekerasan Pornografi pada Anak, Undangan ICMI & PPMI, Cairo Mesir November 2007.
Narasumber Parenting Islami, Kedubes RI, Bangkok 2008.
Roundtables meeting challenges and opportunities facing Muslim, Malayasia October 2008.
Peserta Working Group on Social Security Program pemerintah Australia Indonesia, Canberra Mei.
Peserta “Universal Justice Network“ Meeting, IHRC, London Juni 2009.
Anggota Komisi IX DPR RI
Pengalaman Organisasi :
PW PII Jawa Barat (1981-1983)
PB PII (1983-1986)
Organisasi Kemahasiswaan (1980-1983)
 
Riset dan analisis: Ludyah Annisah
 
#TantanganODOP5
#onedayonepost
#odopbatch6
#nonfiksi
 

Previous post After Giving Birth: Suami Kudu Peka!
Next post Khadijah dan Hobi Kesukaannya

Leave a Reply

Social profiles