Wagelaseh, dari judulnya aja udah ngeri-ngeri gimana gitu. Pasti ngebayanginnya, kehidupan si penulis ini a.k.a emak seolah perfect banget, padahal mah BIG NO sodara-sodara. Judul di atas sengaja emak pilih, sambil mensugesti diri bahwa saya benar-benar mencintai kehidupan yang telah Allah berikan ini. Sekilas, seperti tidak ada satu hal pun yang disesali dalam kehidupan ini. Padahal mah, nangis bombay tiap hari wkwkwkwkk. Mengingat, setiap saat pasti ada aja masalah dan ujian yang muncul dalam kehidupan ini. Truly, because this is a real life not drama.

Pictured by pexels.com

Anw, bohong banget kayaknya kalau selama 26 tahun emak hidup ini enggak ada satupun hal yang disesali. Tentunya, ada banyak hal yang emak sesalkan bahkan diantaranya membuat hidup emak dalam beberapa waktu terasa terhenti karena penyesalan itu. Namun, darisana emak belajar, untuk sadar sembari memantik diri untuk banyak bersyukur ketimbang mengkufuri nikmatNya (edisi bijak, jadi berasa tuanya hahaa).

Baca juga: Inilah 5 Hal yang Wajib Kamu Syukuri Sebagai Full Time Mom

Well, bagi emak sendiri rasa penyesalan hadir bukan untuk dibiarkan berlarut-larut hingga menghabiskan seluruh usia kita. Tetapi, lebih dari itu. Penyesalan hadir untuk menggantikan ruang di sudut hati kita dengan sesuatu yang “nilai”nya lebih bermanfaat dan bermakna. Dengan kata lain, rasa sesal adalah motivasi lebih untuk dapat bertahan hidup dan lebih bermanfaat dari sebelumnya. Please, untuk session kali ini ijinkan emak untuk sedikit sok bijak, wkwkwk.

Dalam hidup emak sendiri, beraneka macam jenis orang datang silih berganti mewarnai kehidupan emak yang nano-nano. Bersamaan dengan itu, berbagai macam permasalahan pun hadir satu paket dengan solusinya yang telah Allah tetapkan. Ajaibnya, Allah masih memberikan kesempatan emak untuk bisa hidup dan survive hingga kini, meski di dalam hati masih menyisakan sedikit rasa sesal. Khususnya, rasa sesal di masa lalu. So, kira-kira sesal apa saja sih yang kini masih menghinggapi hati emak? Check this out…

Baca juga: Belajar Menikmati Syukur 

Pictured by pexels.com

Pertama, rasa sesal atas waktu yang terbuang sia-sia. Ini yang bikin miris, karena disebabkan kebodohan emak di masa lalu, rasanya banyak banget waktu yang terbuang percuma. Baik itu yang seharusnya digunakan untuk belajar dan “mengoptimalkan diri” sebaik mungkin, malah dengan mudahnya terbuang untuk tidur dan main-main enggak jelas. Fix, kalau ingat hal ini jadi pengen nangis. Tapi, balik lagi kudu banyak bersyukur, bahwasanya Allah sampai saat ini masih sayang dan mau memberikan kesempatan bagi emak untuk terus memperbaiki diri dengan sisa waktu yang diberikanNya, hiks. 

Kedua, rasa sesal atas kesempatan yang terlewatkan begitu saja. Nah, ini juga bikin nyesek. Soalnya, berbagai macam kesempatan yang ada di depan mata emak saat itu, dengan mudahnya emak “tolak” alias males buat memperjuangkannya. Bahkan, parahnya adalah pura-pura enggak nyadar kalau ada peluang di depan mata dan abai begitu saja. Jelas banget kan, maka dari itu hal ini dinamakan juga dengan kebodohan emak stadium akhir. Miris, gaes!

Terakhir, rasa sesal atas sikap atau tindakan yang tidak baik. Dan, ini PR banget buat emak, karena sebagai manusia tentunya banyak kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Oleh sebab itu, hingga kini emak masih berproses untuk terus memperbaiki diri, meskipun belum menjadi “orang baik” seutuhnya. Dalam hati, terus berharap agar selama hidup banyak kebaikan yang ditebarkan dan memberikan manfaat seluasnya. Dan, salah satunya melalui tulisan yang emak tulis di blog ini, hehehe.

Finally, sekali lagi emak mau bilang I LOVE MY LIFE dengan kencang hahaa. Walaupun, bukan hidup dalam gelimang harta dan popularitas, tapi emak yakin ada Allah yang akan mengkayakan hati emak dengan rasa syukur yang berlebih dan kebermanfaatan yang tak terbatas. Aamiin. Have a good day!

 

Previous post Full Time Blogger Wannabe
Next post 5 Hal Ini Bukan Hanya Sebatas Angan

Leave a Reply

Social profiles