Pendidikan bagi seorang anak memiliki makna yang sangat dalam dan penting untuk ditanamkan sejak dini. Seorang anak akan merespon segala hal yang ada di sekitarnya dengan baik, hingga kemudian menirunya dan menuangkannya dalam proses pembelajaran. Maka, sebagai orang tua sangat penting untuk memperhatikan hal tersebut, khususnya yang berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari dimana dalam hal ini berhubungan erat dengan akhlak. Pasalnya, anak dalam masa usia golden age merupakan sosok peniru yang baik, sehingga ia akan meniru segala perilaku orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya.
Peran dan tanggung jawab orang tua terhadap pembentukan akhlak bagi seorang anak sangat besar nilainya. Demikian ungkapan Ustadzah Hj. Wirianingsih M.sc, dalam program Dakwatuna live di Radio Elnury 918 AM. Hal pertama yang harus ditanamkan pada seorang anak adalah akhlak atau biasa kita sebut moral, dimana anak diajarkan untuk bisa memahami mana yang baik dan yang buruk untuk dilakukan. Mengingat, akhlak merupakan buah dari pendidikan keimanan yang kokoh dalam diri seseorang. Serta, wajib bagi orang tua untuk memahamkan pada anak-anaknya bahwa dalam menjalani kehidupan ini hendaknya kita mengkaitkan segala sesuatunya hanya kepada Allah.
Lantas, seperti apa maksud dari mengkaitkan segala sesuatunya hanya kepada Allah? Bunda Wiwi menjawab, apabila seringkali kita merasakan ketidaknyamanan atau mudah marah terhadap perilaku orang-orang di sekitar kita, itu bertanda hati kita sedang bermasalah sehingga dalam hal ini ketika kita berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan sesama manusia maka seharusnya kita memperbaiki hubungan dengan Allah terlebih dahulu.
Di samping itu, Bunda Wiwi juga menjelaskan, apabila seseorang ketika dewasa memiliki akhlak yang kurang baik, dapat disimpulkan bahwa di masa kecilnya orang tersebut pada penanaman akhlaknya belum sempurna. Dalam Islam, pembentukan akhlak yang baik itu urutannya diawali dengan beriman terlebih dahulu dengan meyakini Allah sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad sebagai rasulnya yang disahkan melalui pengucapan syahadat. Kemudian, memahami dan mempelajarinya dengan baik (berilmu). Lalu, disegerakan dengan mengamalkannya dalam bentuk sikap dan tindakan. (ann/elnury)