Mendidik anak dengan akhlak yang Islami, penting dilakukan oleh orang tua sejak dini. Agar kelak nantinya, anak-anak kita menjadi individu-individu yang memiliki karakter Islami dan Qur’ani. Lantas, bagaimanakah cara yang tepat bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai Islami bagi anak sejak kecil? Berikut ulasannya oleh Bunda Wiwi.
Pertama, strategi awal yang harus dilakukan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai Islami bagi anak adalah dengan memberikan Al-Qudwah atau keteladanan yang baik. Pasalnya, bahasa sikap atau perbuatan yang baik jauh lebih efektif diterapkan bagi anak-anak dalam usia golden age dibandingkan dengan menggunakan bahasa verbal.
Kedua, melakukan Mulahadoh atau pembiasaan sikap positif oleh orang tua secara terus menerus. Khususnya, jika anda memiliki anak berusia 0-3 tahun, dalam usia itu anak dapat meniru segala tindakan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Sehingga, penting bagi anda untuk lebih cermat dan hati-hati terhadap sikap dan perilaku yang besar kemungkinan anak anda akan meniru sikap kedua orang tuanya tersebut.
Cara tepat yang bisa anda lakukan adalah lakukanlah hal-hal positif tersebut bersama dengan anak anda dan lakukan secara berulang. Lalu perhatikan, jika anak anda melakukan hal yang salah, tugas anda adalah dengan mengingatkannya dengan lembut dan ajak lagi melakukan hal positif itu terus menerus.
Ketiga, nasihat. Adapun, cara yang harus anda perhatikan dalam memberi nasihat, yaitu meluruskan niat semata-mata karena mengharapkan ridho Allah. Kemudia, ketika menyampaikan nasihat hendaknya dilakukan hanya berdua saja jangan di depan umum, karena memberikan nasihat di depan umum hanya akan membuat malu orang yang kita nasihati. Selanjutnya, tentukan waktu yang tepat untuk memberikan nasihat.
Perhatikan anak kita, apakah suasana hatinya sedang baik untuk menerima nasihat dari ayah dan bundanya. Setelah itu, terus bangun dialog untuk mengakrabkan diri dengan si anak, hal tersebut penting dilakukan agar anak kita dapat menerima dan memahami nasihat kita dengan baik. Dan yang terakhir adalah menggunakan bahasa ‘saya’ dalam memposisikan diri pada anak, misalnya, “mama sedih deh, adek gak nurut sama mama.”
Keempat, memberikan cerita atau kisah positif yang menginspirasi anak anda untuk berbuat baik. Langkah ini cukup jitu diterapkan pada anak anda, karena setelah mendengar kisah tersebut anak anda akan termotivasi dengan tokoh-tokoh cerita yang ada di dalamnya untuk melakukan kebaikan. Misalnya, coba anda berikan kisah-kisah Nabi dan Rasul, tokoh sahabat dan shahabiyah Nabi.
Kelima, memberikan reward dan punishment. Dua poin tersebut dapat anda berikan bagi anak-anak anda dengan catatan jangan terlalu keras. Sebelum anda memberikan dua poin tersebut, sebaiknya anda komunikasikan hal tersebut dengan anda agar bisa disepakati dengan baik secara bersama-sama. Sehingga, kesepakatan tersebut tidak membebani anda ataupun anak anda. (ann/elnury)