Site icon Catatan Ludy

Sudah Benarkah Niat Anda untuk-Nya Selama ini ?

Sahabat, sadarkah kita bahwa apapun yang selama ini kita lakukan dalam hidup ini pastinya memiliki suatu tujuan. Entah, itu tujuan yang sifatnya menghantarkan kita ke akhirat ataupun kehidupan duniawi. Lantas, apa makna niat yang sesungguhnya? Niat adalah sesuatu yang bersifat mutlak, karena merupakan syarat penting diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan menghasilkan pahala kecuali berdasarkan niat semata-mata karena mengharapkan ridho Allah Swt. Sebagaimana disebutkan dalam hadits arba’in 1 yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Hadits Arbain 1 : Niat dan Ikhlas
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وأبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan ) tergantung niatnya ). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya ) karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
KH. Musyafa Ahmad Rahim Lc., MA selaku narasumber, mengatakan, “hadits ini berbicara tentang urgensi niat,” ujarnya dalam program Dakwatuna Radio Elnury 918 AM. Kemudian, ustadz Musyafa menjelaskan fungsi niat itu, “Ada dua fungsi niat. Pertama, untuk membedakan antara yang ibadah dengan yang bukan ibadah. Dan, fungsi kedua untuk membedakan ibadah yang satu dengan ibadah yang lain.”
Penjelasan tersebut sangat erat hubungannya dalam kehidupan sehari-hari, karena berhubungan secara langsung dengan aktivitas-aktivitas yang sering kita lakukan sebagai manusia. Hendaknya kita sebagai seorang muslim, mengawali niat kita di awal ibadah dan menempatkan niat di hati karena Allah. Kemudian, mengikhlaskan hati kita dengan menjadikan niat itu semata-mata karena Allah ta’ala, sehingga Allah senantiasa menuntun hati kita untuk ringan dan mudah melakukan amal-amal shaleh dan ibadah.
Dari itu, seorang muslim akan memperoleh balasan pahala dari apa yang ia niatkan. Bahkan, segala perbuatan yang memberikan manfaat dan hukumnya mubah (boleh) sekalipun bila disertai dengan niat karena mencari keridhaan Allah, hal itu akan bernilai ibadah di sisi Nya. Sekali lagi, yang membedakan antara ibadah dan kebiasaan adalah niat. Maka, sudah sangat jelas bahwa dari hadits arba’in 1 menjelaskan bahwa niat adalah bagian dari iman karena hal itu merupakan pekerjaan dari hati. Sebagaimana pengertian iman, yaitu membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. (ann/elnury)