Site icon Catatan Ludy

Welcome 2019!

Di detik-detik terakhir 2018 ini, ada sedikit kesedihan di hati tentang proses hidup yang saya lalui hingga kini. Pasalnya, hidup saya terasa tampak begitu “flat” seolah tidak ada yang diperjuangkan untuk target-target khusus. Seakan mengalir tenang, tanpa ada gangguan didalamnya. Di awal Januari 2018 lalu, saya pun akhirnya memutuskan untuk resign bekerja dan mencoba fokus menjadi full time mom at home. Sempat, hati ini terasa perih dan dipenuhi pilu, lantaran ada kebimbangan dalam diri dan ketidakrelaan sepenuhnya untuk bisa fokus di rumah.

Saya mencoba menghela napas panjang-panjang kala itu, sambil memikirkan langkah apa selanjutnya yang harus saya lakukan guna membunuh rasa sepi dan kegalauan selama di rumah sembari mengurus si kecil. Saya pribadi akui, tak ingin munafik pastinya dalam hati ini masih ada “rasa” untuk bisa eksis di luar rumah. Namun, lagi-lagi saya menepis rasa itu jauh-jauh dan mencoba berpikir lebih waras bahwasanya apa yang saya lakukan saat ini adalah demi kebaikan anak dan keluarga.

Pictured by pexels.com

Meskipun, diluar sana acapkali saya mendapati sejumlah protes terkait keputusan saya untuk berhenti berkarir, khususnya dari pihak orang tua. Sedih, pastinya. Nangis, udah sering juga kaliiii. Tapi, mau bagaimana lagi, keputusan saya sudah bulat dan tak dapat saya sesali.

Tepat, di pertengahan tahun 2018, saat itu saya masih terus berpikir tentang aktivitas apa yang tepat untuk saya tekuni sambil momong si kecil di rumah. Saya sendiri bergumam saat itu, “GUE ENGGAK MAU LATAH KAYAK TEMAN-TEMAN GUE YANG LAIN.” Sekilas, itulah prinsip saya saat itu. By the way, maksudnya latah disini adalah, ngikut jualan barang tertentu yang jenis produknya sama dengan teman-teman lainnya pasarkan. Misalnya, jadi reseller buku, make up, baju dll. Dan, saya rasa hal itu bukanlah passion saya yang sesungguhnya.

Hingga akhirnya, Allah memberi saya petunjuk melalui sebuah komunitas One Day One Post. Dimana, dalam komunitas tersebut saya mencoba bergabung untuk rutin menulis setiap hari dan berujung pada kembalinya saya pada dunia yang pernah saya geluti sebelum menikah kala itu (red-profesi reporter). Meski, awalnya terasa berat karena harus menulis setiap hari dan di blog pula, which is ini gue masih “awam” lho buat ngeblog. Tapi, saya sadar meski terasa berat namun lambat laun saya merasa enjoy banget saat menjalaninya, malah bisa dikatakan nagih, hahaha.

Oke, sejak saat itu saya kembali berpikir dan merestart ulang niat saya. Bahwa sejatinya, saya masih punya kemampuan di bidang tulis menulis yang dapat membangkitkan lagi rasa percaya diri saya dan dengannya pula dapat menebar manfaat didalamnya. Dan, tentunya bisa nyambi ngeksis di medsos. Ini lho tulisan gue, gimana, gimanaaa hahaha.

Tidak sampai berhenti disitu saja, saya pun mulai merapikan dan membenahi blog pribadi saya. Dimana awalnya, masih alay bin lebay alias enggak jelas Niche nya. Hingga, perlahan-lahan saya fokuskan tema demi kebaikan readers. Bersyukurnya saya di tahun 2018 ini adalah saya diberikan kesempatan besar untuk bisa menekuni dunia blogging ini dengan baik walaupun belum sepenuhnya optimal. Rasa syukur ini pun hadir, lantaran suami mendukung penuh langkah saya sekaligus bertindak sebagai teknisi website didalamnya. Otomatis, enggak keluar biaya jasa sama sekali dong, alias free or cuma-cuma bin gretong. Hati emak beranak satu ini pun semakin bahagia.

Jujurly, saya pengen banget sharing teknik ala-ala paksu yang ngeweb dengan domain pribadi tanpa harus beli hosting sama orang. Namun apa daya, urusan itu bukanlah keahlian saya. Maklum, kata suamik saya disuruh rajin nulis aja yang bener. Soal urusan google AdS, analytic, web dll itu biarkan saja jadi urusan doi. W-O-W dong pas denger kayak gitu, seolah mendapatkan suntikan semangat, eyke langsung bergegas melebarkan sayap di dunia komunitas blogger.

Meski, enggak ngeksis banget, setidaknya saya bisa dapat banyak ilmu dan kesempatan belajar banyak didalamnya. Huahhh, makin bersyukurnya saya bisa belajar bareng mastah-mastah keren di dunia per-blogger-an dalam komunitas-komunitas kece ini. Sekali lagi, saya benar-benar dibuat takjub dengan pencapaian di tahun 2018 kemarin, which is ini sama sekali enggak gue targetin lho!

Fokus Mengejar Ketertinggalan di 2019
Yups, inilah salah satu poin utama saya dalam catatan resolusi hidup di tahun 2019 ini. Dalam benak saya terlintas banyak sekali hal-hal yang harus dipelajari, sembari mengejar semua ketertinggalan itu semaksimal mungkin. Maybe, dalam artian semampu saya lho ya. Bukan tanpa alasan, kendati seringkali saya mengalami pergulatan batin antara ingin memaksimalkan diri mempelajari model pengasuhan anak dan di satu sisi masih terselip ego pada diri ini untuk mengaktualisasikan diri pada bidang yang saya sukai. Well, pada akhirnya saya pun mencoba untuk mengambil jalan tengah. Dengan catatan, saya tentunya tidak akan bisa maksimal memahami kedua hal tersebut secara utuh. Bingung, iya. Sing penting guhe enggak bego-bego amat lho ya!

Pictured by pexels.com

By the way, maafkan mamak beranak satu ini dari tadi ngalor ngidul enggak jelas ya gaes. Maklum, faktor U nyatanya membuat seseorang jadi lebih banyak berkata-kata dalam tulisan, hahahha. So, berikut ini adalah beberapa hal penting yang menjadi acuan saya alias target di tahun 2019 ini untuk meningkatkan kapasitas pribadi agar semakin lebih dan lebih (bertambah dong, bukan BBnya yang makin naik).

Luruskan niat buat ngeblog. Anyway, ini catatan khusus buat saya pribadi agar sadar bahwa sejatinya niat ngeblogging ini untuk mengaktualisasikan diri sambil self healing. Ini penting banget gaes, secara semakin kesini aktivitas blogging rupanya bisa menghasilkan duit lho. Dan, saya enggak mau terlalu berharap untuk menjadikan blog sebagai sarana penghasil rupiah. Karena, kalau terlalu ngoyo sampe ngos-ngosan terus enggak kesampean, sedih cyiin. Jadi, saya pengen ini ngalir aja apa adanya dan menjadikan blog ini sebagai second home buat berekspresi menuangkan rasa.

Belajar infografis. Nah, ini penting bangeett lho buat memperjelas arah informasi yang mau kita tuliskan dalam blog secara sederhana dan mudah dipahami. Nah, kemarin saya baru dapat pencerahan dari pakar BULLET JOURNAL INDONESIA dong, siapa hayooo? Yes, dia Mba Ewaaa, wuih saya senang banget dengan emak blogger yang satu ini. Asellii, enggak pelit buat berbagi ilmu, which is beberapa hari yang lalu beliau membalas komen saya dan memberikan tips untuk membuat infografis secara praktis melalui Apps Canva. Dan, ini langsung saya terapkan dooong, huaahh. Emakpun makin senaaang.

Banyak baca buku, jangan cuma laper mata doang pas beli. Sumpahh, ini nih PR banget dan untuk mencegah hal itu, di tahun 2018 kemarin saya jadi suka berdiskusi dengan para book hunter terkait buku-buku keren yang recommended buat saya baca. Bagi saya ini wajib, mengingat agar tidak sembarang pilih lalu beli dan menjadikan diri saya untuk bersungguh-sungguh menyelesaikan bacaan buku tersebut. Otomatis, saya mendapatkan kepuasan dari membaca buku-buku tersebut dalam artian yang sesungguhnya. Karena, di satu sisi saya termasuk tipe orang yang demen sama yang namanya SPOILER lho! wkwkkwk. So, bismillah 2019, bisa baca 20 buku bahkan lebih, aamiin.

Rajin blogging dan posting tulisan 3x seminggu. Yah, namanya juga target, sebisa mungkin kudu diusahakan biar hidup makin greget hahaha. Karena, saya sadar banyak hal yang bisa saya tuliskan dalam blog ini dan sambil berharap semoga tulisan yang saya posting dapat bermanfaat untuk yang lain. Simpel toh!

SABAR DAN KURANGI BAPER! Ini WARNING banget buat saya secara personal untuk bisa lebih mengendalikan diri. Susah sih, tapi kalau enggak mau berubah otomatis hidup saya pun engggak akan bermakna dan enggak ada artinya. Dengan kata lain, semakin bertambahnya usia harus disertai dengan bertambahnya nilai-nilai kebaikan dalam diri. Sehingga, suka tidak suka. mau tidak mau harus belajar untuk memperbaiki diri. Oke, bismillah, please Nak doakan mamakmu ini agar semakin sabar dan kuat yaaa. Aamiin.

Finally, dari semua hal di atas apapun itu, saya terus berharap agar banyak kebaikan yang mengalir dalam diri. Karenanya, butuh proses panjang untuk bisa mendapatkan itu semua. Semoga, di tahun 2019 ini banyak hal menakjubkan dan positif yang akan menuntun kita semua menjadi orang-orang biasa dengan pemikiran luar biasa. Pasti bisaaaa, semangaaat. Salam waras!