Site icon Catatan Ludy

Belajar 'Melupakan' yang Bikin Kaya

Seperti biasa sebelum tidur, saya dan suami seringkali meluangkan waktu hanya untuk sekadar ngobrol alias pillow talk, mulai dari hal yang berfaedah sampai hal retjeh yang sepertinya enggak berfaedah sama sekali, like a jokes maybe, haha. Tapi, nyatanya ngobrol-ngobrol sebelum tidur sama pasangan ini penting banget lho, disamping buat kepoin isi hati plus isi dompetnya doi (ehh).

Pictured by pexels.com

Rupanya juga dapat saling memberikan pencerahan satu sama lain. Contohnya, saya yang akhir-akhir ini lagi sering bete dan badmood enggak jelas karena berbagai hal yang entah ada saja yang bikin kezel (maapkeun ya pak). Otomatis, saya pun dengan begitu semangatnya membagikan kekesalan sembari bercerita tentang apa yang saya alami akhir-akhir ini pada pak suami.

Bagi saya pribadi, sosok suami merupakan pendengar yang cukup baik sekaligus ‘nyebelin’. Adapun maksud dari ‘nyebelin’ disini lantaran pada setiap statementnya saat menanggapi cerita-cerita saya selalu saja berakhir dengan instrospeksi untuk saya. Seolah, kata-katanya tersebut dalam waktu sekejap dapat menyihir saya sekaligus membuat saya sadar untuk kembali berpikir dan merenung tentang sikap. Dan, hal inilah yang membuat saya semakin jatuh hati pada laki-laki ini, meski tampangnya terlihat innocent tapi hatinya sweeet bangeeet (maafkan, mamak lagi meleleh).

Pictured by pexels.com

Anyway, kali ini saya ingin sharing 3 hal tentang belajar melupakan yang bikin kaya sekaligus nagih. Wuihh, dari judulnya aja udah ngeri-ngeri sedap ya mak? But, setelah saya pikir-pikir nyatanya emang benar banget lho insight dari paksu ini. Meski, saat penyampainnya terbilang nyantai malah sambil bercanda, tapi dapat membuat cara berfikir saya berubah dan tak semrawut lagi seperti benang kusut. So, check this out ya gaes…

Belajar Melupakan Adanya Tabungan
Nah, maksud doi disini ialah, misalnya kita saat ini mempunyai beberapa rekening tabungan aktif. Dan, pastinya tiap bulan kita berusaha dong buat rajin-rajin setor tabungan hehe. Lantas, menurut doi dalam konteks ini, kita enggak perlu tahu atau pantengin terus berapa besarnya nominal tabungan kita di rekening setiap saat.

Karena, bagi doi dengan kita ‘sadar’ kalau kita punya tabungan banyak justru hanya akan membuat kita ujung-ujungnya jadi konsumtif dan selalu saja mengandalkan adanya tabungan itu. Coba kalau lupa, pasti deh bisa dipastikan secara enggak sadar duitnya awet dan terus bertambah. Asalkan, sejak awal kita sudah memastikan keamanan KARTU ATM dan buku tabungannya terlebih dahulu ya gaes. Dan, satu lagi yang wajib diingat adalah setoran tabungan tiap awal bulan, hihii.

Belajar Melupakan Sedekah yang Dikeluarkan
Wuihh, kalau ini sih ibarat kata tangan kanan memberi, tangan kiri enggak boleh tahu. Dan, inilah yang membuat kita jadi enggak perhitungan saat bersedekah. Tjakeep banget ya gaes, karena kalau beramal aja itung-itungan gimana dengan amalan ibadah yang lainnya, bisa dipastikan niatnya enggak murni karena Allah, na’udzubillah. Dan, inilah yang saya sukai dari cara suami dalam menyikapi uang. Entah, ada aja keajaiban yang hadir dalam keluarga kecil kami.

Misalnya, tiba-tiba suami ngajakin daftar haji dan Alhamdulillah banget suami bilang “ada uangnya, Alhamdulillah”. Belum lagi, saat kami ingin membeli rumah, ada saja hal-hal tak terduga yang Allah hadirkan pada keluarga kecil kami. Dan, ini membuat saya semakin yakin dengan prinsip suami, “asal cara dan niatnya benar, maka Allah pun ridho.” Ingat kata-kata itu, hati saya pun jadi makin meleleh dibuatnya.

Belajar Melupakan Kesalahan Orang Lain pada Diri Kita
Well, ini dia yang paling sulit untuk saya terapkan sampai saat ini. Karena pada kenyataannya, hati saya pun masih belum bisa ikhlas sepenuhnya saat dizhalimi orang lain. Alhasil, masih suka ngeluh dan ngedumel enggak jelas yang bikin mood swing, astaghfirullah. Dan, suami sering banget negur saya baik-baik soal ini.

Karena, justru dengan kita belajar melupakan kesalahan orang lain, maka secara tidak langsung hal itu dapat memperkaya hati kita dengan kebaikan yang banyak. Sederhananya, “Bodo amat deh lu, yang penting gue tetap berbuat baik sama siapapun dan enggak mau bikin masalah sama orang.” Kurleb, begitu sih, tapi tetap aja pada kenyataannya masih terasa berat buat dijalanin, wkwkwkwkk.

So, apapun itu saya pribadi percaya bahwa dari setiap kebaikan yang kita lakukan pastinya akan melahirkan kebaikan yang banyak pula untuk diri kita. Maka, enggak usah lah berharap macam-macam akan ‘balesan’ dari seseorang atas perbuatan baik kita. Biarkan Allah yang menilai, kira-kira balasan terbaik apa yang akan Allah berikan untuk kita. Simpelnya gini, udah serahin aja sih ke Allah, hihii. Well, saya cukupkan dulu sampai sini ya gaes, semoga bermanfaat. Have a good day, salam waras!