Site icon Catatan Ludy

Ummi, Panggilan Manis yang Selalu Dinantikan

“Delisa cinta ummi karena Allah.”

Tere Liye (Hafalan Shalat Delisa)

Sesaat, mengingat kata-kata yang tertulis indah dalam novel Tere Liye itu, seketika pula membuat hati saya remuk tak tersisa. Merinding betul rasanya, membayangkan manakala saya ada di posisi itu. Dimana, dengan manisnya Delisa bertutur kata seusai shalat maghrib sembari membisikkan umminya dengan kata-kata manis tersebut. Tak bisa saya bayangkan pula, gadis kecil polos nan lugu itu, dan bahkan belum seutuhnya paham akan makna dosa yang sesungguhnya tengah berujar tentang hal demikian. Lalu, hati umminya pun terenyuh sambil meneteskan air mata yang diikuti pula dengan cium serta peluk hangat di kala senja. Sungguh, terasa surga tampak begitu dekat lagi nyata, khususnya bagi siapapun itu perindunya. Ahh, jadi mendadak flashback kan…

Pictured by pexels.com

Surga itu Nyata

Sejak saat itu, saya pun semakin sadar bahwa surga itu nyata lagi begitu dekat. Dan, hal inilah yang membuat hati saya makin merindu. Rindu yang begitu manis dan nyata. Meski, rasanya terdengar retjeh, tapi hal itulah yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk bercita-cita menjadi seorang istri. Dan, sekaligus berharap (sangat) agar kelak jundi-jundi kecil yang Allah hadirkan nantinya memanggil saya dengan sebutan UMMI. Masya Allah, lagi-lagi panggilan itu terasa begitu manis di telinga saya.

Bagi saya pribadi, tak ada makna ataupun arti khusus yang menjadikan saya ingin dipanggil dengan sebutan ummi oleh anak-anak saya. Karena, lagi-lagi alasan utamanya hanyalah panggilan itu terdengar manis di telinga. Atau mungkin lebih tepatnya, dibalik panggilan itu ada cita-cita ataupun pencapaian khusus yang ingin saya raih dalam keluarga kecil saya nantinya. Paling tidak, berharap padaNya adalah cara terbaik dalam menuntaskan harap pada makhluk. Selagi, cita-cita tersebut baik dan sesuai dengan jalanNya yang diperintahkan.

Ingin saya berharap, panggilan ummi ini nantinya dapat menjadi obat terbaik yang mampu mengobati pilu dan resah bagi anak-anak saya kelak. Karena, dengannya secara tidak langsung mampu menghadirkan kekuatan besar tersendiri, yang mungkin “hanya” saya seorang yang dapat merasakannya. Saya ingin, kehadiran sosok yang mereka sebut ummi ini selalu dirindukan serta didekapnya dalam doa-doa yang melangit hingga menembus arsy. Mungkin harapan ini terdengar sederhana, namun bagi saya seperti itulah sosok ummi yang sebenarnya, mampu menghidupkan hal-hal biasa menjadi luar biasa karena ridho Allah. Semoga saja, doa ini menembus relung-relung hati mereka. Aamiin.

Ummi, Ayo Kita “Ciptakan” Surga Ini Mulai Sekarang

Pictured by pexels.com

Terlepas dari itu semua, ada beberapa hal yang sejatinya seorang ummi/ibu/bunda/mama harus lakukan (menurut versi saya), khususnya dalam menjalani peran sebagai seorang istri sekaligus ummi setiap harinya agar bernilai pahala serta memperoleh berkah. Lantas, apa saja sih? Berikut uraiannya.

Menghidupkan Surga di Istana Kecilnya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjemput surga itu sendiri. Tak ayal, sejumlah orang masih memaknai surga itu sendiri dengan anggapan yang sifatnya materiil dan serba duniawi. Padahal, untuk menghidupkan surga dalam istana kecil kita bukanlah hal yang sulit. Asal, ditempuh dengan cara yang benar dan Allah ridho didalamnya. Bahkan, banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan untuk menciptakan surga itu sendiri. Berawal dari penerimaan satu sama lain, maka akan lahirlah kesabaran dan keikhlasan yang kekal hingga jannah. Karena, tanpa adanya penerimaan khususnya dari kaum ibu ini, akan sulit rasanya untuk menikmati surga yang nyatanya amat begitu dekat.

Mengingat, sikap penerimaan inilah yang kemudian akan melahirkan rasa syukur yang kemudian diikuti pula dengan hal-hal baik lainnya. So, yuk ummi persiapkan hati kita untuk banyak-banyak menerima kebaikan. Meski, tak selamanya kebaikan ini bersifat materi dan duniawi. Namun, percayalah sejatinya surga itu ada di telapak kakimu, dan hatimulah yang membenarkan adanya surga itu melalui penerimaan yang sebenar-benarnya atas segala ketetapan Allah. Bismillah, lillah.

Mengenalkan Si Kecil pada Rabbnya. Inilah dogma yang harus dibangun dengan kuat lagi kokoh. Karena, sosok ummi sebagai madrasah utama memiliki tugas utama dalam mengenalkan Allah beserta rasulnya pada anak-anak di rumah. Terlebih, dari lisan mereka pula kita berharap agar banyak amal jariyah yang dapat mengalir kelak dalam saldo pahala kita. Maka, sebagai ummi tentunya tugas kita ialah kudu rajin-rajin mengupgrade dan memperkaya diri dengan khasanah keilmuan yang luas lagi bernilai benar. Serta, memberikan contoh ibadah yang benar kepada si kecil sejak dini. Sembari, memahamkannya bahwa segala aktivitas yang kita kerjakan ini bertujuan semata-mata untuk mencari ridho Allah. So, sudah sejauh mana cara ummi dalam mengenalkan Allah pada si kecil? Yuk, sharing.

Selalu Menyertainya dalam Kebaikan. Membimbingnya dalam ketaatan adalah tugas utama ummi lainnya dalam mendidik buah hati di rumah. Sederhananya, bersikaplah lembut saat si kecil berbuat baik, lalu tegaslah saat mendapati mereka berbuat salah. Harapannya, dengan demikian anak-anak bisa belajar memahami mana yang benar dan yang salah. Tanpa harus mencari alasan untuk membenarkan perbuatannya yang salah. Bagi saya justru cara tersebut hanya akan “menipu” anak secara tidak langsung. Dimana, hal itu akan terbawa ke alam bawah sadarnya sehingga anak-anak ini meyakini bahwa perbuatan salah yang mereka lakukan selama ini adalah tindakan yang benar. Maka, sebagai ummi kudu hati-hati nih, khususnya dalam bersikap dan memahamkan si kecil tentang sikap baik yang seharusnya dilakukan.

Menjadi Sahabat Sejati dalam Setiap Momen Kehidupan. Baik, itu susah ataupun senang, sosok ummi harus menjadi garda terdepan dalam menyertai tumbuh kembang anak-anak mereka. Disamping, kelekatan dengan si ayah yang juga harus terus dilakukan. Karena, jika sedikit saja orang tua abai alias kurang pengawasan terhadap si kecil, maka si kecil akan dengan mudahnya menempatkan posisi sahabat terbaik selain orang tuanya. Dan, pastinya sebagai orang tua khususnya ummi berharap banget agar jalinan persahabatan antara anak dan orang tua ini terus melekat tanpa hambatan. Maka, kita sebagai orang tua pun harus punya strategi khusus untuk mengantisipasi hal ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. So, be aware ya umm!

Pictured by pexels.com

Apapun Perannya, Sosok Ummi/Ibu/Bunda/Mama adalah yang Terbaik

Dimanapun sosok ummi/ibu/bunda/mama berada, baik itu sebagai wanita karir ataupun IRT di rumah, percayalah bahwa kita adalah sosok yang istimewa. Kehadirannya tetap selalu berarti bagi suami dan anak-anak. Mengingat, sudah banyak pengorbanan dan jerih payah yang telah dilakukannya selama ini. Tentunya, tanpa mengesampingkan peran ayah yang juga teramat istimewa. Terlebih, sebagai sesama kaum ibu sudah semestinya untuk saling mensupport bukan malah saling menjatuhkan satu sama lain.

Karena, sejatinya peran sebagai ummi/ibu/bunda/mama inilah yang harus terus dipertahankan eksistensinya sepanjang masa. Meski raga lelah, namun asa tetap menyala. Demikianlah sosok ummi dengan cintanya yang teramat besar demi merawat keluarga, bahkan sedihnya sampai lupa pada diri sendiri, hiks.

Kendati demikian, sekali lagi, panggilan ummi akan selalu menjadi panggilan termanis yang ingin kumiliki dan kudengar sepanjang waktu. Semoga sedikit coretan ini bermanfaat dan dapat diambil faedahnya. Have a good day, salam waras!