Menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup yang suka tidak suka mesti dijalani. Kendati, sejatinya saya pribadi sadar bahwa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita bukanlah orang tua yang hebat dan sempurna. Melainkan, mereka butuh ayah dan ibu yang senantiasa bahagia dan siap sedia membersamai mereka dalam proses kematangan jiwa, akal dan fisik mereka sampai pada waktunya.
Terlebih, saat memilih dan memutuskan untuk menjadi ibu. Maka, saat mempersiapkannya pun harus sungguh-sungguh, ikhlas dan sepenuh jiwa. Karena, membersamai mereka dalam tiap prosesnya adalah investasi awal dalam menghidupkan kepekaan emosi dan keterampilan hidup mereka. Sehingga, tidak asal-asalan begitu saja. Sembari, memupuk jiwa dan moral mereka agar kelak tidak ‘lumpuh’ secara emosional dan sosial.
Dan, dalam proses membersamai anak-anak kita ini tentu membutuhkan modal penting yang harus diutamakan terlebih dahulu, yakni menerapkan pola pengasuhan yang tepat dan benar. Yakni, tepat caranya sesuai dengan usia mereka dan benar dalam memberi contoh keteladanan. Ini penting lho! Karena, jika tidak diperhatikan baik-baik yang ada hanyalah generasi yang bingung lantaran ragu dalam mengambil sikap dan keputusan. Sehingga, dalam hal ini orang tua sangat perlu untuk terus belajar dan berproses menjadi orang tua yang bahagia dan ikhlas memperbaiki diri demi keberlangsungan akhlak anak-anak mereka.
Nah, berkaitan dengan hal ini, beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mengikuti kulwap dari salah satu WAG parenting. Dimana, topik yang diangkat kali ini kok rasanya pas banget ya dengan keresahan hati saya akhir-akhir ini (halah!), yakni POSITIVE PARENTING. Dan, seperti biasa materinya pun sudah dirangkum dengan cukup lengkap ya gaes. Agar Moms pembaca sekalian bisa saling dan terus belajar kapanpun, dimanapun.
Baca Juga: #UGC Ibu Hamil dan Menyusui di Indonesia Wajib Bahagia
So, berikut ini rangkuman materi yang dipaparkan langsung oleh Ajeng Raviando, Psi, Psikolog. Beliau adalah Psikolog yang memiliki latar belakang pendidikan di Psikologi Universitas Indonesia. Memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang konseling, pelatihan, assesment, dan pengembangan diri. Beliau juga merupakan fasilitator di Pulih @the Peak Jakarta Dandelion dan merupakan Ibu dari dua anak. Selain itu, beliau juga seringkali menjadi narasumber dan penulis untuk berbagai media di Indonesia. Well, ini dia selengkapnya…
Memahami Positive Parenting untuk Mendukung Tumbuh Kembang Anak
Salah satu keinginan terdalam dari setiap orang tua adalah: mengasuh anak yang sehat, bahagia dan memiliki kehidupan bermakna. Faktanya, sebagian besar dari orang tua, memiliki keinginan untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak mereka, namun tidak mengetahui atau memahami hal-hal yang paling dibutuhkan oleh anak. Orang tua yang selalu berpikir positif akan menciptakan suasana keluarga yang lebih baik. Positive Parenting dapat membantu menerapkan disiplin efektif dan interaksi menyenangkan antara orang tua dengan anak.
Jadi, Apa yang Dimaksud Dengan Positive Parenting?
Positive Parenting, yakni pola pengasuhan yang menghargai sudut pandang anak dan menekankan pada sikap positif. Positive Parenting bisa dilakukan dengan membantu anak merasa bangga atas dirinya dengan menunjukkan sikap positif dan penuh kasih sayang. Tak lupa pula untuk memberi perhatian lebih saat anak mengikuti aturan, memberi bantuan, dan menunjukkan afeksi. Dalam pembentukan disiplin orang tua mengajarkannya dengan konsisten dan konsekuensi yang jelas. Sudah paham ya Moms?
Persiapkan diri untuk menjadi orang tua yang positif dan kreatif dalam menerapkan positive parenting dengan mengasah kepercayaan diri pribadi dan menumbuhkan kepercayaan kepada anak. Salah satu tugas orang tua adalah menanamkan nilai positif secara konsisten. Anak akan tumbuh dengan memahami makna tanggung jawab jika Moms menjalankan tugas penanaman nilai dengan tepat. Dengan demikian orang tua lebih mampu mendukung stimulasi positif untuk anak dan mengatasi berbagai kendala dalam masa tumbuh kembang anak.
Jadi, tidak hanya anak yang belajar, tapi orang tua juga berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Hadiah dari pengasuhan yang tepat adalah anak yang mampu berpikir kritis, dapat memecahkan masalah, mudah menyesuaikan diri, mandiri, gigih dan banyak akal. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman agar anak bisa mengawali langkahnya dalam bereksplorasi. Moms harus percaya diri sehingga tidak mudah cemas dan dapat memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada si Kecil.
Jika Moms sudah memahami hal yang perlu orang tua ketahui tentang Positive Parenting, selanjutnya kita akan bahas 10 langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengasuh anak dengan cara Positive Parenting, kita bahas satu persatu ya Moms:
Menjadi Model yang Baik & Mengajari dengan Teladan
Ketika Anda ingin anak bisa berperilaku sesuai yang diinginkan, sebaiknya Anda tidak hanya bicara tetapi mencontohkan dengan tingkah laku nyata. Misalnya: Moms ingin agar si Kecil mendengarkan dan tidak sibuk dengan gadget ketika Anda berbicara, berarti Moms harus dapat mencontohkan dalam tindakan sehari-hari ketika anak berbicara Moms mendengarkan dan memperhatikan.
Para peneliti sepakat bahwa salah satu cara terbaik untuk mengajarkan perilaku bermoral kepada anak adalah memberi contoh yang baik. Dengan contoh yang konsisten dari orangtua, anak dapat meningkatkan kecerdasan moralnya. Premis psikologis sederhana: “Semakin sering melihat, akan semakin mudah meniru”.
Mengenali Perkembangan Anak dan Karakter Anak
Dengan mengenali tahap-tahap perkembangan anak baik secara fisik, psikis, emosi, sosial akan membantu orang tua memahami perkembangan anak secara keseluruhan sehingga bisa menyikapi dengan bijak. Sangat penting untuk mengenali karakter anak, karena tiap anak mempunyai keunikannya masing-masing. Mempunyai pemahaman tentang anak secara pribadi akan membantu Moms untuk menjalin ikatan emosional dengan si Kecil.
Meluangkan Waktu Berkualitas dengan Rutin Bersama Keluarga
Orangtua sebaiknya mau membuka diri untuk mengetahui dunia anak agar bisa mencoba melihat dunia dari persepsinya. Caranya: menyediakan waktu khusus bagi anak, memberikan perhatian penuh saat meluangkan waktu berkualitas tersebut, isi dengan kegiatan menyenangkan & lakukan dengan rutin. Misalnya: Berbincang di ruang keluarga sambil makan kue kegemaran, bermain dengan anak dan sesekali mencoba game yang sedang disukai si Kecil, membacakan buku sebelum tidur, dst. Ingatlah bahwa kebersamaan itu penting!
Baca Juga: Ummi, Panggilan Manis yang Selalu Dinantikan
Fokus Pada Tingkah Laku Positif, Memberi Dukungan dan Menunjukkan Penghargaan
Jangan hanya melarang. Berikan pujian/penghargaan atas tindakan positif yang baik dari si kecil. Tak hanya orang dewasa yang butuh diberikan pujian dan dukungan. Anak-anak pun seperti itu. Mereka butuh afirmasi dan apresiasi, terlebih dari orang yang mereka anggap penting. Saat akan memberikan reward, pastikan dalam bentuk yang tepat dan benar-benar disukai anak.
Memberikan Konsekuensi Logis, Bersikap Tegas, Disiplin Jelas & Konsisten
Tidak perlu terlalu mengekang anak. Ketika Anda sudah memberitahukan konsekuensi dari tindakan tertentu & ia tetap melakukannya, asalkan masih dalam batas yang aman biarkan ia merasakan konsekuensinya. Kadang hal ini diperlukan untuk meredam rasa penasaran si Kecil. Pastikan sanksi/konsekuensi masih dalam batasan logis dan bisa dimengerti oleh anak, hal ini akan membantu si Kecil belajar berperilaku.
Pastikan aturannya cukup jelas dan fleksibel serta disepakati bersama. Jika orangtua tidak sepakat, sebaiknya tidak bertengkar di depan anak. Apabila ada konsekuensi, beritahukan dan sepakati sejak awal. Terapkan aturan secara konsisten, tegurlah anak jika ia berbuat salah dan itu merupakan aturan yang sudah disepakati. Aturan yang dijalankan dengan konsisten akan berdampak positif bagi anak dan keluarga.
Tanamkan Nilai-nilai
Ajarkan nilai-nilai penting dalam kehidupan, seperti sopan santun, tolong-menolong, berbagi, saling mengasihi, dan toleransi. Caranya? Berikan contoh konkret dengan menjadi model. Misalnya mengucapkan terima kasih, menyapa dengan ramah, berbagi makanan atau cemilan dengan orang lain, menjalankan ritual agama bersama, dsb.
Tahukah Moms bahwa pada dasarnya, anak merupakan individu yang mudah dibentuk perilakunya? Namun untuk membuat perilaku tersebut menetap, diperlukan konsistensi dan komitmen yang kuat. Sering memberi contoh perbuatan baik, semakin besar kemungkinan anak senang melakukannya. Jangan lupa untuk memberikan penjelasan sederhana, berbagi tawa dan kasih sayang dalam menanamkan nilai-nilai tersebut ya Moms!
Lakukan Diskusi dan Negosiasi
Diskusi dan negosiasi wajar dilakukan. Penting untuk menghargai pendapat anak dan fleksibel dalam menerapkan aturan. Dengarkan pendapat anak dan mencoba mencari pemecahan permasalahan bersama. Ajar anak untuk bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain. Untuk anak yang sudah besar, bicarakan konsekuensi jika ada negosiasi seputar aturan.
Ciptakan Komunikasi Efektif
Tidakkah kita akan merasa lebih baik ketika orang lain berbicara dengan nada yang nyaman? Tidakkah Moms akan merasa lebih bisa menerima ajaran atau masukan dari guru atau orang yang lebih tua dari kita jika hal itu disampaikan dengan nada yang menyenangkan? Begitu pun yang dirasa oleh anak Anda mengenai sikap orang tuanya. Semua anak begitu ingin didengar. Dalam hubungan personal, tentu komunikasi akan lebih efektif jika terjadi dalam dua arah.
Selain itu, Anda harus bisa menyampaikan pesan dengan jelas dan berharap anak bisa mengerti, Anda juga harus bisa mendengarkan dengan hati. Mendengarkan dengan hati mengandung arti berusaha menangkap apa yang dirasakan oleh anak, dengan tidak emosi, fokus dan konsentrasi kepadanya serta tidak terbagi dengan hal lainnya. Gaya bahasa kita dalam berkomunikasi sebaiknya disesuaikan dengan usia anak agar ia mudah memahaminya.
Memberi Ruang untuk Tumbuh & Melakukan Kesalahan
Kesalahan merupakan bagian dari pembelajaran. Wajar jika anak melakukan kesalahan dan ia akan mendapatkan pengetahuan dan belajar dari kekeliruannya. Begitu pula ketika orang tua bersalah dan mau mengakui kesalahan pribadi, ia menjadi teladan kejujuran dan kerendahan hati, berlaku pula pada anak. Misalnya Moms berjanji akan pulang kantor lebih cepat dan bermain dengan anak, namun ternyata hal tersebut tidak dapat ditepati, maka Anda perlu minta maaf dan memberikan penjelasan kepada anak supaya ia mengerti.
Memberikan Kasih Sayang Tanpa Syarat
Saling mencintai itu mudah dan menyenangkan ketika segala hal berjalan dengan baik. Namun, tidak gampang memilih cinta di saat-saat sulit, ketika akan lebih mudah untuk merespons dengan sikap sebaliknya. Misalnya ketika anak memiliki kondisi atau masalah khusus atau orang tua sedang mengalami masalah berat. Yang harus selalu diingat adalah: Mencintai merupakan satu karunia terbesar dalam hidup.
Tuntas sudah kita bahas 10 langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk mengasuh anak dengan cara Positive Parenting. Seru, kan! Bagaimana? Apakah Moms masih ragu untuk menerapkannya? Semoga tidak, ya! Jangan tunda lagi Moms, yuk terapkan Positive Parenting dalam keluarga! Semoga bermanfaat, Salam Waras!
Ludy