Life is full of surprise, make sure you are ready
Erlina Juwita
Besar kemungkinan ungkapan tersebut begitu akrab di telinga kita dan membenarkannya bahwa hidup amat dekat dengan berbagai kejutan yang dapat hadir begitu saja. Entah itu, berupa kejutan yang mungkin kita sukai atau bahkan yang rasanya tidak kita inginkan kehadirannya. Terlebih, pasca menikah. Kehidupannya diwarnai dengan berbagai dinamika pelik yang sepertinya tidak kita ingin hadapi sebagai orang dewasa.
Namun, perlu kita sadari. Bahwasanya menikah adalah tentang saling bekerjasama dan menyederhanakan angan untuk dapat menerima kekurangan diri dan pasangan. Khususnya, terkait dengan masalah finansial. Karena bisa jadi, saat menjalaninya pun kita dihadapkan dengan berbagai masalah, mulai dari pasangan yang di PHK, kecelakaan, musibah dan bahkan renovasi rumah sekalipun. Dan, hal ini yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan pula dananya.
Dan, benar adanya bahwa hidup selalu diwarnai dengan kejutan dan risiko. Sehingga, untuk menghadapinya pun kita perlu mempersiapkan berbagai hal agar bisa mengatasinya. Terutama, bagi mereka ‘orang-orang dewasa’ yang telah matang secara pemikiran dan tengah mengarungi bahtera rumah tangga. Solusi yang dipersiapkannya pun tidak lagi terbatas hanya tentang sikap, namun lebih dititikberaktkan pada materi atau keuangan. Dan, hal inilah yang umumnya kita sebut sebagai DANA DARURAT.
Lantas, apa sih dana darurat itu? Dan, bagaimana pula cara mempersiapkannya? Berikut ulasannya…
Dana Darurat, Apa Sih?
Kurang lebih seperti itulah gambaran di atas dan kaitannya akan risiko dan berbagai kejutan yang kelak mewarnai perjalanan kehidupan tiap rumah tangga. Khususnya, tentang dana darurat. Dana darurat sendiri adalah sebuah dana yang khusus dipersiapkan untuk menutupi pengeluaran yang besar dan tidak terduga kehadirannya alias surprise. Dan, inilah yang diungkapkan oleh Erlina Juwita selaku perencana keuangan saat memaparkan materinya dalam acara Kopdar Orami di Kolega X Markplus Coworking Space, Jakarta Selatan pada Sabtu (20/7) kemarin.
Dalam materinya, beliau menjelaskan bahwa berdasarkan survey yang dia buat terkait sehat secara finansial terhadap 1.600 responden dari berbagai usia, hasilnya menunjukan bahwa masalah keuangan yang kerap mewarnai kehidupan finansial dalam sebuah keluarga ialah MINIMNYA KESADARAN MASYARAKAT AKAN PERSIAPAN DANA DARURAT. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden sebanyak 50% yang yang didominasi oleh golongan usia millenial, yakni berkisar antara 21 hingga 35 tahun. Dan, termasuk saya didalamnya yang nyatanya belum sadar akan manfaat dari keberadaan dana darurat tersebut.
Sehingga, untuk mempersiapkannya beliau menyarankan agar kita mengalokasikan sekitar 5-10% dari penghasilan untuk dana darurat itu sendiri. Dimana, standar idelanya, ialah:
- Single atau tidak ada tanggungan minimalnya memiliki dana darurat berkisar 3-6 x pengeluaran bulanan.
- Keluarga kecil dengan 2 orang anak didalamnya dianjurkan memiliki minimal dana darurat sekitar 6-9 x pengeluaran bulanan.
- Keluarga besar dengan tiga anak bahkan lebih harus memiliki dana darurat 9-12 x pengeluaran bulanan.
- Khusus bagi pelaku bisnis, seperti pengusaha setidaknya mempunyai dana darurat lebih dari 12 x pengeluaran bulanan.
Lantas, cukup besar bukan?
Adapun, dana darurat ini diambil setelah terlebih dahulu menghitung jumlah Rasio Likuiditas terhadap rasio dana darurat. Dimana, tujuannya untuk mengukur kecukupan Aset Likuid yang dimiliki untuk mengantisipasi kebutuhan darurat. Sehingga, dari kondisi ini lahirlah standar yang jumlahnya sebisa mungkin JANGAN TERLALU KECIL, karena ada risiko tidak punya atau kekurangan dana yang dikhawatirkan dapat menimbulkan hutang. Namun di sisi lain, JANGAN TERLALU BESAR pula, khawatirnya akan mengurangi potensi untuk mendapatkan return lebih tinggi inflasi.
Cara Cerdas Siapkan Dana Darurat
Dana darurat umumnya digunakan untuk hal-hal yang penting, mendesak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Hal ini, dapat dilihat dari data survey tentang apa yang dilakukan seseorang saat membutuhkan dana darurat, yakni:
- Sebanyak 42% memilih untuk meminjam uang, baik itu di koperasi, keluarga, kartu kredit dan pegadaian.
- Sebanyak 35% memilih untuk mengambil uang, baik itu melalui tabungan, deposito dan ATM.
- Terakhir, 25% memilih untuk menjual, baik itu berupa emas ataupun aset lainnya.
Nah, dari data survey tersebut dapat kita tarik sedikit kesimpulan bahwasanya kesadaran masyarakat akan pentingnya alokasi dana darurat ini masih terbilang minim. Sehingga, perlu adanya edukasi lebih lanjut terhadap masyarakat khususnya tentang manajemen keuangan itu sendiri. So, bagaimana sih caranya agar kita bisa mempersiapkan dana darurat dari sekarang? Ini diaaa…
Kesimpulan
Finally, sudah cukup jelas bukan tentang dana darurat itu sendiri? Intinya, dengan memiliki dana darurat dapat menolongmu dari guncangan finansial dan pastinya yang paling utama adalah PERTOLONGAN ALLAH ya gaes. Setidaknya, untuk mengantisipasi adanya kemungkinan-kemungkinan yang hadir baik itu dalam jangka pendek, menengah atau parahnya jangan sampai terlilit hutang yang berkepanjangan.
Karena sekali lagi, DANA DARURAT ADALAH JARING PENGAMAN TUJUAN KEUANGAN. So, enggak ada alasan lagi kan untuk tidak menyiapkan dana darurat mulai dari sekarang? Semoga bermanfaat, Salam Waras!
Ludy