Site icon Catatan Ludy

Mengenal Kepribadian: Apakah Saya Termasuk Ambivert?

Pernah enggak sih ngerasain tiba-tiba pengen sendiri di tengah keramaian? Namun, di sisi lain enggak betah juga berlama-lama ‘menyepi’ di rumah seorang diri. Rasanya, tiba-tiba mood jadi berubah dalam waktu yang bersamaan. Meski, dalam kesehariannya bisa dibilang supel dan mudah beradaptasi. Namun, di satu sisi seolah memiliki ‘dunianya’ sendiri yang tidak ingin diganggu oleh siapapun.

By the way, kurang lebih seperti itulah kondisi yang saya rasakan beberapa tahun terakhir ini. Saya yang dikenal sebagai orang ekstrovert ini pun lambat laun mulai menunjukkan sisi introvertnya. Bukan tanpa alasan, bisa jadi karena efek asimilasi karakter yang besar kemungkinan ditimbulkan oleh pengaruh dari karakter suami. Indeed, dan tentu saja hal itu bisa dengan mudah terjadi.

Ketularan Introvert, Emang Bisa?

Fyi, suami saya ini terkenal introvert tulen lho gaes! Jadi, mungkin saja ada bawaan sifat introvert dari suami yang rasanya ‘menular’ pada saya. Dan, benar saja buuukkk, nyatanya saya jadi mulai menyukai aktivitas menyendiri dan mojok untuk mengasingkan diri dari keramaian.

Lagi-lagi, asimilisi menjadi faktor utama yang (mungkin) melatarbelakangi kondisi kepribadian saya beberapa tahun ini.

Lantas, kalau sudah begini, saya pun akhirnya mulai kepo dan mencari tahu dengan pasti kira-kira apa sih yang saya alami saat ini? Tentunya, enggak ada kaitannya dengan bipolar lho yaa, karena so far saya masih baik-baik aja kok. Dengan kata lain, secara emosional gue gak labil dan overall terbilang normal lah yaaa.

Pictured by pexels.com

Nah, makin kesini saya pun mulai menyadari bahwa saya ini terindikasi ambivert. Iya, AMBIVERT. Meski pada kenyataannya, banyak dari anak-anak lulusan psikologi bilang kalau AMBIVERT itu enggak ada. Yang ada hanya Introvert dan Ekstrovet. Just it! Namun, lagi-lagi saya menolak dengan pedenya, kalau ambivert itu ada dan pas banget dengan apa yang saya alami saat ini.

Well, berikut ini merupakan sharing hasil elaborasi dari beberapa sumber terpercaya serta hasil perenungan saya setelah ‘bertapa’ selama beberapa hari. Sembari, membaca dan memahaminya, yuk kita cerna baik-baik tiap kata-katanya. Karena, bisa jadi kamu juga terindikasi ambivert kayak saya, hehe. So, ini dia selengkapnya…

Apa Sih Ambivert?

Pictured by pixabay.com

Secara garis besar, ambivert ini sendiri merupakan gabungan dari ekstrovert dan introvert. Dimana, ekstrovert merupakan istilah yang kerap digunakan bagi seseorang yang menyukai aktivitas di lingkungan luar dengan kata lain doyan show off kali yaaa. Berbeda halnya dengan introvert, seseorang yang lekat dengan istilah ini umumnya lebih menyukai kesendirian alias menyepi seorang diri or mojok tanpa ditemani seorang teman disisinya.

Dari keduanya, hadirlah ambivert yang mewadahi 2 kepribadian tersebut dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Back to the topic…

Namun terkadang, si ambivert ini sering merasa bingung untuk memilih apakah harus menghabiskan waktu di rumah sendirian atau malah keluar rumah bersama teman sejawat? Lantas, jika sudah begini malah jadi bete sendiri ujung-ujungnya kayak saya, kzl deh!

Ini Dia, Ciri-Ciri Ambivert

Pictured by pexels.com

Nah, supaya makin meyakinkan kamu seperti apa sih ciri-ciri dari ambivert itu, yuk kita simak ciri-cirinya berikut ini. Let’s check this out…

  1. Suka ikut hangout, tapi males banyak omong
  2. Menyukai kesunyian, tapi enggak bertahan lama dan ingin langsung pergi ke tempat yang ramai
  3. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
  4. Tidak terlalu heboh, namun juga bukan orang yang pendiam
  5. Moodnya mudah berubah-ubah, tergantung dengan siapa lawan bicaranya
  6. Kurang nyaman saat bertemu orang baru di tempat yang baru pula
  7. Gampang mengenali karakter orang yang ada di sekitarnya
  8. Sering dilema antara ingin menghabiskan waktu di rumah atau meet up sama teman di luar.

Somehow, bagi saya pribadi si ambivert ini unik. Yup, karena memang ada 2 kepribadian sekaligus yang melebur didalamnya dan saling mengcover satu sama lain. Dengan kata lain, saling menyelaraskan 2 kepribadian yang mencakup kelebihan dan kekurangan didalamnya, hingga akhirnya lahirlah ambivert. Meski, hingga kini kehadirannya pun masih sering dipertanyakan ‘legalitasnya’, hehee.

But, so far saya sih happy-happy aja dan dibuat nyaman aja, biar enggak stress. So, kalau kamu sendiri bagaimana? Sudah cukup jelas bukan? Semoga bermanfaat. SALAM WARAS!

Ludy