Site icon Catatan Ludy

Memantik Ketegaran di Tengah Pandemi Corona

“Virus Corona itu apa Ummi?” tanya Khadijah.
Sejenak saya terdiam lalu menunduk sambil memutar otak untuk menjelaskan si Coro ini pada Khadijah dengan kalimat yang sederhana.
Tak lama, barulah saya kembali merengkuh nak gadis dan berkata kalau Corona ini adalah makhluk ciptaan Allah yang bisa membuat siapapun jadi sakit. Bahkan, yang terlihat sehat sekalipun.
“Makanya, Khadijah rajin cuci tangan ya dan sementara waktu main di rumah dulu bersama Ummi dan Ayah,” terang saya dengan minimnya.
“Ohh, virus Corona nakal ya Ummi?” tanya Khadijah lagi, dan saya pun hanya mengangguk sambil senyum tipis-tipis.

Kurang lebih, seperti itulah percakapan sederhana saya bersama Khadijah beberapa waktu lalu. Awalnya, saya cukup kaget dengan pertanyaan yang diberikan oleh anak batita berusia 2,5 tahun lebih ini. Lantaran, tidak menyangka, “Duh, neng, kenapa nanyanya yang beginian” hahaha. Meski begitu, sebagai ibu tentu saya akan menjelaskannya sebaik mungkin melalui tindakan-tindakan yang real. Lebih tepatnya mungkin, pada pembiasaan pola hidup sehat, cara mencegahnya dan yang paling penting mengondisikan Khadijah agar sementara waktu ini “mau” di rumah saja dulu.

Karena, memahamkan tanpa mempraktikkan tentu gak akan efektif, bukan? Maka dari itu, langkah sederhana ini perlu saya lakukan guna menjaga keluarga kecil saya (terlebih dahulu) agar bisa terhindar dari virus Corona yang menyebalkan ini. Nah, kira-kira apa sih virus Corona ini? Yuk, cari tahu disini!

Bicara Tentang Covid-19

Apa itu Covid-19? (Credit by pexels.com)

Menjelang akhir tahun 2019 lalu, publik dikejutkan dengan kabar munculnya infeksi virus Corona atau Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina. Dimana, penyebarannya sendiri tergolong sangat masif dan menelan banyak jiwa akibat dari Covid-19 ini. Mirisnya, penyebaran infeksi ini juga telah meluas ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Bahkan, beberapa negara diantaranya memberlakukan kebijakan lockdown guna menghambat penyebaran infeksi ini agar tidak meluas. Sedangkan, Indonesia sendiri menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai alternatif pengganti lockdown.

Honestly, saya sendiri cukup menyayangkan keputusan PSBB ini. Karena, kebijakan ini nyatanya tidak terlalu memengaruhi ruang gerak dan interaksi sosial masyarakat itu sendiri di sejumlah daerah. Terlebih, dari segi distribusi bantuan pemerintah yang nyatanya masih belum merata (jelas?) kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Basically, kembali lagi pada pendataan yang mesti akurat dan tepat sasaran. Atau, mungkin kondisi ini erat kaitannya dengan ‘urusan perut’, wajar?

Ditambah, soal kesadaran. Saya pribadi melihat, masyarakat kita ini baru akan mulai merasa aware, apabila sudah ada tindakan tegas dari aparat atau pemerintah setempat. Bahkan, buruknya mungkin, jika di daerah tempat tinggal mereka sudah ada yang positif Corona, nah lho! Tapi, ini cuma opini saya aja lho ya. Karena, sudut pandang tiap orang terhadap suatu hal tentu berbeda-beda. Dan, pastinya kembali lagi pada kebijakan sejumlah perusahaan yang nyatanya hingga kini masih mewajibkan pekerjanya masuk ke kantor di tengah pandemi. Miris.

Bijak saya, pemerintah pastinya dalam hal ini telah berupaya dan mempertimbangkan banyak hal. Termasuk diantaranya, soal pendapatan masyarakat yang menurun dan lesuhnya tingkat ekonomi di Indonesia ini sendiri sebagai dampak dari munculnya Covid-19. Namun, terlepas dari itu, lagi-lagi saya merasa kok pemerintah sepertinya lamban sekali ya di “awal” dalam menanggapi penyebaran Covid-19 ini, hiks. (haduh, maafkan saya terlalu banyak beropini. Please, abaikan! No debate)

Back to the topic, Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke hewan dan manusia. Umumnya lebih banyak menyerang lansia, namun virus ini sendiri sebenarnya bisa menyerang siapa saja lho, termasuk bayi sekalipun. Diketahui, virus Corona ini sifatnya menyerang sistem pernapasan dan bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, mulai dari infeksi paru-paru yang berat, bahkan hingga kematian. Adapun, penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19.

So, sampai sini cukup jelas, kan? Lanjut yuk!

Cari Tahu Penyebab dan Gejalanya!

Menurut World Health Organization (WHO), virus Corona menyebar melalui droplet atau tetesan cairan yang dikeluarkan oleh orang yang telah terinfeksi virus saat batuk atau bersin. Sehingga, saat ini tiap orang dianjurkan untuk menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk dan WAJIB menggunakan masker. Serta, physical distancing dengan menjaga jarak 1 meter saat berinteraksi dengan siapapun. Tuh, jangan lupa ya gaes!

Disamping itu, terdapat sejumlah gejala infeksi yang bisa jadi merupakan signal bagi seseorang yang mengalami Covid-19, antara lain: demam tinggi, batuk + pilek, sesak napas, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan bahkan uniknya lagi gejala lain mulai ditunjukkan pada bagian anggota tubuh lainnya, seperti gatal-gatal dan ruam pada kulit.

Memaknai Ketegaran di Tengah Pandemi Corona

Berusaha tegar di tengah pandemi Corona (Credit by pexels.com)

Hhmm, dari sini dapat kita tarik benang merahnya, bahwa kondisi saat ini cukup mengerikan bukan? Di sisi lain, ada hal penting lainnya yang patut menjadi perhatian kita, selain melakukan tindakan preventif dan upaya ikhtiar lainnya. Yakni, memetik hikmah dibalik pandemi Corona ini. Kendati, banyak lho diantara kita yang nyatanya belum bisa sepenuhnya menerima dampak ujian ini dalam sendi-sendi kehidupan.

Lantas, bagaimana dengan saya sendiri? I won’t lie, tentunya saya shock banget melihat situasi ini. Alih-alih telah memperkirakan kemungkinan terburuk yang bakal terjadi di kemudian hari. Namun, saat itu pula cepat-cepat saya beristighfar, memohon ampun pada Allah atas prasangka buruk yang saya pikirkan. Maka, dewasa ini pun saya belajar sebisa mungkin untuk bisa memahami bahwasanya ada banyak hikmah yang mesti digali dari tiap kejadian yang dikehendakiNya ini.

Dan, salah satu hikmah yang saya rasakan selama di rumah hampir 2 bulan ini ialah bonding yang kuat bersama keluarga tercintaaah. Nah, pas banget nih momennya, untuk yang satu ini teman blogger saya, Mbak Asih punya tips jitu bersama keluarga di saat pandemi Corona kayak gini. Yuk, monggo dibaca, hehe.

Pada Akhirnya…

Satu catatan saya, yakni berusaha untuk selalu tegar semata-mata mempersiapkan diri untuk keadaan terburuk sekalipun. Kendati, berusaha untuk selalu optimis. Kembali meyakinkan diri dengan afirmasi positif bahwa semuanya akan kembali normal dan baik-baik saja (walau rasa-rasanya sulit). Dimana, hanya Allah yang dapat menyembuhkan lagi memulihkan segalanya seperti sedia kala. Intinya, tugas kita sebagai makhluk ialah melakukan ikhtiar yang sebenar-benarnya dan Allah ridho. Sebagaimana, Khalifah Umar bin Khattab yang ditanya oleh Abu Ubaidah bin Al-Jarrah tentang keputusannya mengenai “lari dari takdir”. Dan, dengan yakin Umar pun menjawab, “Ya, kita akan lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lainnya.”

Semoga bermanfaat, mohon maaf jika banyak curhatan yang terselip didalamnya. SALAM WARAS!

Ludy