Cerita tentang ibu dan anak perempuannya tak selamanya manis. Terlebih, ketika dewasa ini, acapkali diwarnai dengan konflik yang mengharu biru. Lantas, dapatkah ‘AKU’ menjalaninya?
Anak Kembali ke Sekolah di Masa Pandemi, Yakin Rela?
Antara rela dan enggak rela sebenarnya. Pertimbangannya pun cukup panjang untuk melepas si kecil belajar tatap muka di sekolah. Jadi, bakal rela enggak ya melepas buah hati belajar di sekolah pas pandemi gini? Yakin deh, kayaknya bakal belajar online lagi nih, hehe.
Ragam Tren Hobi Seru Selama Pandemi: Dijamin, Anti Boring!
Menjalani hidup di masa-masa pandemi kayak gini biar enggak boring, perlu banget nih yang namanya jalanin hobi. Kira-kira, apa aja sih tren hobi seru selama pandemi ini? Penasaran? Cuss, buruan merapat disini!
Tentang Kerja Sama dan Budaya Patriarki dalam Keluarga
Kentalnya budaya patriarki dalam sebuah keluarga, masihkah? Jika iya, maka saya memilih untuk mengabaikan dan membuang memori itu selamanya.
Menjalin Persahabatan Hingga Menua, Bisakah?
Siapapun orangnya, saya yakin pasti ingin sekali punya banyak sahabat, tak terkecuali saya. Bahkan, saya pernah meyakini beberapa orang untuk menjadi tempat berbagi sekaligus meluapkan segala isi hati saat sekolah dulu, namun malah berakhir lose contact hingga kini. Tak ada telpon, chit-chat WA, apalagi sekadar say hi via DM, entah rasa-rasanya malah begitu canggung untuk memulai.
Menuju New Normal, Siapkah Kita?
Sebagai IRT dengan 1 orang putri yang masih berusia balita, membuat saya cukup sulit untuk memutuskan sesuatu dalam waktu singkat. Meski sadar, dewasa ini segalanya dituntut untuk serba taktis namun kenyataannya enggan untuk realistis. Sehingga, meyakini new normal sebagai suatu solusi untuk bermutasi menjadi individu yang lebih kuat, jelas salah besar.
Memantik Ketegaran di Tengah Pandemi Corona
Satu catatan saya, yakni berusaha tegar semata-mata mempersiapkan diri untuk keadaan terburuk sekalipun. Kendati, berusaha untuk selalu optimis. Kembali meyakinkan diri dengan afirmasi positif bahwa semuanya akan kembali normal dan baik-baik saja (walau rasa-rasanya sulit). Dimana, hanya Allah yang dapat menyembuhkan lagi memulihkan segalanya seperti sedia kala.
Resolusi 2020(?) dan Seutas Impian Ke Jepang
Enggak kerasa, bulan Januari 2020 telah berakhir. Sambil menyapa awal bulan Februari dengan manis, boleh dong saya sedikit berbagi tentang resolusi 2020 versi saya, meski bukan resolusi yang baru-baru amat. Lebih tepatnya, melakukan perbaikan (revisi) dan upaya dalam mencapai target yang belum saya raih di tahun 2019 kemarin.
Sudahkah Kita Menjadi Ibu yang Bahagia?
Dan, nyatanya makna bahagia itu sendiri dimiliki oleh tiap individu dengan standar yang berbeda-beda pula. Sehingga, tepat rasanya jika kita mengumpamakan “Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain di Kaki Kita”. Karena sejatinya, bahagia punya standar dan definisinya masing-masing bagi setiap orang
Saya dan Kejenuhan di Akhir Tahun 2019
Ahh, sungguh benar adanya bahwa dunia itu fana dan tak ada yang abadi. Bisa jadi, apa yang ada dalam genggaman kita saat ini, mungkin esok akan berpindah dan jadi milik yang lain. Atau mungkin, sederhananya direnggut langsung oleh si empunya. Sehingga, kita enggak punya kuasa apa-apa dalam hal ini. Karena, sejatinya ini bukanlah milik kita.