Saat pandemi corona melanda, saya dan kita semua tentu merasakan dampaknya yang cukup besar, tanpa terkecuali. Termasuk didalamnya, rencana untuk berlibur atau berpergian ke berbagai tempat yang harus mengalami penundaan sementara waktu. Di awal pandemi ini masuk ke Indonesia, berbagai pikiran buruk pun terus muncul mencerca batin dan pikiran saya. Seolah tak terima, bahwa rasa-rasanya akan teramat sulit untuk dijalani.
Terlebih, ketika sudah mulai merasa jenuh kepalang suntuk saat di rumah aja. Pastinya, pilihan pergi ke suatu tempat untuk sekadar refreshing sejenak akan menjadi pertimbangan berat yang harus dipikirkan jauh-jauh hari. Utamanya, terkait ke-ribet-an ‘bawaan’ dan sejumlah aturan protokol yang harus dipatuhi. Jelas, buat saya ini malesin banget. Jadi, maunya gimana ini deh? Banyak maunya sih, DASAR AKU!
Namun, keraguan itu rupanya mulai berganti dengan keyakinan dan keberanian untuk sejenak pergi menghibur diri keluar rumah. Manakala, kesempatan untuk menginap bareng keluarga ditawarkan pada waktunya yang tepat. Mulanya sih maju mundur, malu-malu gitu. Lalu, berakhir dengan malu-malu mau yang malu-maluin, wkwkwk. Bodo amat deh gue, kapan lagi bisa gretong kan. Tapi sih enggak free banget lho ya, soalnya cuma nambah bayar breakfast dine in aja gaes, hahaha. Tuh kan, ketahuan!
Beda Suasana, Beda Isi Tas
Berhubung kami pergi di masa pandemi seperti saat ini, tentu bisa dipastikan barang bawaan yang kami masukkan ke dalam tas jelas sangat berbeda dengan kondisi normal sebelumnya. Ditambah, tingkat kewaspadaannya pun makin ditingkatkan, seiring dengan kenaikan angka positif Covid 19 yang kian bertambah. Khususnya di daerah Jakarta dan sekitarnya. Sekali lagi, saya bukan bermaksud untuk mengabaikan virus menyebalkan yang satu ini lho ya, BIG NO!
Melainkan, lebih untuk berhati-hati dan mawas diri untuk selalu menjaga kebersihan diri dan taat terhadap protokol kesehatan dimanapun kita berada. Mengingat, musuh terbesar yang kita lawan saat ini, selain corona, sudah barang tentu nafsu diri kita sendiri yang acapkali pengennya kemana-mana tapi males pake masker, ogah cuci tangan, tapi enggak ready hand sanitizer di tas. Nah lho, gimana itu??? Karena, menjaga jarak di tempat umum pun untuk saat ini jelas sudah dibatasi dengan diaturnya skema jarak antara satu orang dengan orang yang lainnya. Intinya, balik lagi ke kesadaran diri sendiri yooo.
Nah, kira-kira barang apa aja sih yang saya siapkan untuk menginap beberapa waktu lalu? Khususnya, di masa pandemi seperti saat ini.
- Masker kain dan cadangan masker, yang banyaknya sesuai dengan jumlah anggota keluarga. Lagian, enggak enak juga kan kalau pakenya gantian sama keluarga yang lain, hehe. Bahkan, kalau mau pake face shield pun juga gak masalah kok.
- Siapkan selalu hand sanitizer.
- Jika perlu, bawa juga sabun cuci tangan di botol kecil. Karena kita semua tahu, cuci tangan dengan sabun tentu jauh lebih bersih ketimbang sekadar usap-usap handsanitizer aja kan?!
- Untuk jaga-jaga, bawa juga ya tissue basah. Terserah deh mau yang isinya berapa aja, bebas.
- Antisipasi diri dengan membawa pakaian lebih, khususnya nih kalau dari hotel mau keluar cari makan misalnya. Usahakan ganti baju yang dipakai keluar tadi, dengan pakaian yang khusus untuk dipakai saat sudah didalam kamar. Khawatirnya nih si coro malah ikutan nempel tanpa kita sadari. Duh, enggak mau kan pulang-pulang bawa penyakit?!
- Bawa alat makan sendiri, baik itu berupa sendok, garpu, tumbler, sedotan aluminium, termasuk sumpit sekalipun, haha. Lebay banget enggak sih?!
- Siapkan juga selalu tote bag didalam tas ya agar lebih ramah lingkungan, hehe.
- Selebihnya, disesuaikan kembali dengan kebutuhan bawaan masing-masing gaes. Sampai sini cukup jelas ya!
Nah, itu dia bawaan saya yang jelas BEDA saat menginap beberapa waktu lalu. So, lanjut yuk, seperti apa sih Aloft Hotel Wahid Hasyim Jakarta ini? Kepo enggak nih? Jika iya, langsung aja cuuss cek dimarihhh…
Baca Juga:
- Staycation Saat Puasa, Why Not? Best Premier The Hive Solusinya!
- Pengalaman Staycation di Merlynn Park Hotel
- Liburan Seru di Gili Ketapang
Aloft Hotel Wahid Hasyim Jakarta Review
Dikasih rejeki, pantang ditolak dong yaaa…
– Emaknya Khadijah
Entah, kebaikan apa yang akhirnya membawa saya pada nasib mujur ini. Yang jelas saya enggak bakal nolak, justru akan bersyukur sembari menikmatinya, alhamdulillah, hehe. Sekali lagi, enggak tepat juga kalau saya menyebut agenda kali ini dengan sebutan staycation. Karena, jelas-jelas agenda utamanya ialah nemenin paksu kerja, wkwkw. Tapi, enggak masalah juga kan kalau disambi refreshing diluar rumah setelah beberapa bulan ini di rumah aja. Fix, saya anggap ini reward tak terduga dari Allah. Asiikkk!
Back to the topic, jadi awalnya saya akui emang serba dadakan persis tahu bulat, lantaran tarik ulur kayak layangan mau putus terbawa angin. Maka, tanpa perencanaan yang optimal, diputuskanlah kami menginap di hari itu, yang tepatnya weekday. No weekend.
Suasana Lobby
Siang itu, kami tiba di hotel untuk early check in pada pukul 12.30 WIB. Sebelum memasuki lobby, sambutan petugas security nan ramah, yang dilengkapi dengan penggunaan face shield dan masker hijaunya pun segera memeriksa suhu kami. Tak lupa, dia juga meminta kami untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum beranjak menuju lobby. Well, darisini kelihatan kan ya protokol kesehatannya cukup disiplin dan dijalankan dengan baik.
Sebenarnya, saya pribadi enggak punya ekspektasi lebih tentang hotel bintang 4 satu ini. Ya, basically tahu diri juga dong ya, hehe. Mau kayak gimana pun bentuk rejekinya, sing penting wajib diterima dengan penuh rasa syukur, hehe. Kesan pertama yang saya rasakan saat memasuki lobby, yaitu UNIK. Karena, saya melihat konsep yang diusung oleh Aloft Hotel Wahid Hasyim Jakarta ini seperti desain minimalis industrialis yang lekat dengan kesan unfinished. Namun, yang membuat saya amat tertarik adalah paduan berbagai corak mural yang terpampang di tiap dindingnya terlihat match dengan konsep desain ruangan lobby ini.
Uniknya lagi, kesan vintage mulai terasa dari penggunaan dekorasi yang terlihat modern dan klasik, seperti pemilihan model sofa, desain meja, karpet, dan dekorasi pemanis lainnya. Wahh, pokoknya eye catching lah dan berasa cozy sembari nunggu check in di lobby, hehe.
Oh iya, sebelum masuk ke kamar, petugas staff yang melayani check in kami juga menginfokan beberapa hal penting. Antara lain, password wifi (ini nih yang terbukti kenceng banget sinyalnya, gaess), kamar 100% bebas rokok, waktu dan tempat breakfast, serta nominal denda yang dikenakan jika melanggar sejumlah aturan tersebut, yakni sekitar USD100. Gileee, mahal bingits kan?!
Yuk, Intip Kamarnya!
Lanjut, kami pun mendapatkan tipe kamar King yang bertempat di lantai 23, duh cukup tinggi ya. Namun dibalik itu, view monas dan penampakan area ibukota Jakarta semakin indah dilihat dari jendela kamar hotel yang kami tempati hari itu. Belum lagi, seluruh permukaan lantainya juga dilapisi oleh karpet, sehingga kesan nyaman di ruang kamar hotel ini semakin terasa dan pastinya tidak membuat saya khawatir apabila Khadijah mulai beraksi, haha.
Oh iya, ada hal menarik yang saya temukan dari kamar di hotel ini yakni keberadaan 2 guling yang tertata rapi di atas ranjang hotel. Serius, baru kali ini lho saya nemuin guling tersedia di kamar hotel, wokwok. Atau, jangan-jangan saya yang gak update, fiuuuh.
Nah, jangan lupa juga, di Aloft Hotel Wahid Hasyim Jakarta ini juga tersedia amenities yang cukup lengkap lho. Pokoknya, untuk toiletries hampir seluruhnya udah ready ya. Ditambah, jumlah stock handuk yang disediakan juga cukup banyak di kamar mandi. So, enggak pusing lagi lah ya mikirin mesti bawa sabun, odol, sikat gigi, handuk de el el.
Fasilitas Lainnya…
Jujur, sebenarnya saya pribadi agak sedikit sedih dengan keberadaan swimming pool yang nyatanya kurang available untuk si kecil. Karena, kolomnya terlalu dalam untuk Khadijah sekadar bermain air. Apalagi, airnya dingin banget cuy, otomatis Khadijah pun makin kurang nyaman dengan kondisi ini. Jadinya, mau enggak mau emaknya aja deh yang berenang, haha. Lagipula, sayang banget kan kalau fasilitas yang ada di hotel ini enggak kita cobain dulu.
Selain itu, disana juga tersedia tempat gym yang pastinya free access untuk para pengunjung. Tapi, berhubung suasana hotel di tengah pandemi kayak gini lagi sepi banget, jadi area gym saat itu tampak lenggang dari para tamu. Bersyukurnya, yang berenang saat itu, cuma saya aja bareng si kecil. Sehingga, kemungkinan kontaminasi dengan tamu lain bisa diminimalisir. Alhamdulillah…
Oh iya, sampai lupa, di kamar hotel juga udah tersedia setrika plus meja lipatnya, hair dryer, dan heater ya gaes. Jadi, kalau misal tengah malem mau ngopi-ngopi syantik bareng suami sambil nikmati view monas, bisa banget langsung panasin air untuk bikin kopi, teh ataupun susu.
Breakfast at Nook Restaurant, Aloft Hotel Wahid Hasyim Jakarta
Nah, berhubung kondisi saat ini masih dalam masa pandemi Corona, maka penyajian breakfast di Nook Restaurant ini pun dibatasi. Baik itu, dalam jumlah pilihan menu yang disajikan serta aktivitas para tamu saat mengambil makanan. Sebelum masuk ke restaurant, kami diminta untuk mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer terlebih dahulu, yang dilanjutkan dengan mengisi nomor kamar guna list kehadiran breakfast.
Kalau saya perhatikan, sebenarnya untuk penyajian seperti ini tentu akan menambah lebih banyak jobdesk bagi staf yang bertugas di Nook Restaurant. Dibanding, jika harus mengantarkan menu sarapan ke tiap kamar hotel. Karena, jika setiap tamu ingin mengambil atau bahkan menambah porsi makanannya, maka para petugas ini pun mesti cekatan dalam melayani pengambilan makanan. Apalagi, jika kondisi tengah ramai, para staf ini pun tentu akan kewalahan dalam melayani para tamu di restoran. Kurang lebih seperti itulah kondisinya, beruntung suasana restoran kala itu tidak terlalu ramai. Jadi, protokol kesehatan pun tetap berjalan dengan baik dan kondusif.
Conclusion…
Overall, saya cukup puas dengan servis dan fasilitas yang tersedia di Aloft Hotel Wahid Hasyim Jakarta. Ditambah, setelah menelusuri beberapa aplikasi booking hotel, tarif Aloft Hotel ini sendiri rupanya cukup terjangkau lho. Khususnya di masa pandemi kayak gini, dimana Aloft Hotel ini juga memberikan tarif promo khusus untuk para tamu yang melakukan reservasi sebelum tanggal 2 September 2020.
Nah lho, penasaran dengan kisaran tarif promonya? Cuss, langsung aja ya gaes cek websitenya, hehe. Pentingnya lagi, wifi di Aloft Hotel ini juaraaaaak lho dan lokasinya juga strategis banget. Kalau misalnya nih sore hari mau jalan-jalan untuk sekadar cari camilan, langsung aja meluncur ke Sarinah dan kawasan sekitarnya hanya dengan berjalan kaki. Enak banget, kan?! Dan, serunya lagi nih bisa minjem sepeda gratis untuk main-main di sekitar hotel. Masih kurang juga? Banyak spot cantik yang instagramable buat kamu foto-foto lho. Lumayan banget kan, pulang dari hotel malah nambah stock foto di galery buat dijadiin feed or story di Instagram, hehe.
Adapun, kekurangannya sendiri enggak terlalu banyak juga sih. Seperti, tidak tersedianya kolom renang khusus untuk anak balita seperti Khadijah, air di kolom renang yang dingin, dan pilihan menu yang disajikan enggak terlalu bervariatif plus terbatas (lantaran pandemi corona). Udah, gitu aja sih. Selebihnya saya cukup puas kok dengan Aloft Hotel ini.
Finally, semoga review kali ini bermanfaat yaa. Pesan saya, boleh kok liburan asal tetap patuhi dan jalani seluruh protokol kesehatan yang berlaku. Jaga dan sayangi diri serta keluargamu selalu yaa. Ingat, untuk saat ini SEHAT adalah harga mati yang harus dijaga. Karena, bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Stay safe and stay healthy yaaa teman-teman. SALAM WARAS!
Ludy