Merangkai kata kemudian menyusunnya menjadi rangkaian aksara merupakan aktivitas yang membuat pegiatnya menjadi candu. Hal itulah yang tengah saya rasakan akhir-akhir ini setelah mengikuti sebuah challenge di suatu komunitas yang mengharuskan pesertanya memposting sebuah tulisan setiap hari, baik itu berupa fiksi maupun nonfiksi. Dan, saya memaknai aktivitas tersebut sebagai self healing.
Adapun, ungkapan yang menyebutkan menulis adalah self healing yang cukup ampuh, sepertinya sangat tepat untuk disematkan pada kondisi kejiwaan saya akhir-akhir ini. Sebagai kaum milenial, khususnya perempuan acapkali merasakan adanya krisis identitas, antara ingin diakui dalam status masyarakat atau memilih mengabdi di ranah domestik dengan rutinitas hariannya. Melihat hal itu, seringkali saya merasa tidak ikhlas, sering mengeluh dan emosi yang tak terkendali. Suami pun sempat bingung dan ikutan emosi dibuatnya.
Oleh sebab itu, saya mencoba meredam semua kegalauan itu dengan kembali menggeluti dunia literasi. Ya, dengan membaca dan menulis. Salah satunya dengan menulis blog. Secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi hati saya yang saat itu campur aduk karena masih belum mampu berdamai dengan keadaan. Pengaruhnya cukup signifikan untuk saya pribadi. Saya seperti merasakan adanya candu yang begitu kuat meresap dan tidak dapat membuat saya berhenti untuk menulis dan menulis.
Dampak positif yang sangat saya rasakan setelah self healing dengan menulis blog ini ialah, tidak mudah marah ataupun meluapkan emosi terhadap hal-hal yang receh sekalipun. Lebih mampu mengontrol diri dan mengalirkan emosi tersebut dalam sebuah tulisan nyata yang dapat saya lihat sewaktu-waktu. Ajaib memang!
Alhasil, setiap kali saya merasakan emosi berlebih atau sedang marah, dengan cepat saya meredamnya dalam sebuah tulisan di blog. Membiarkan emosi itu seolah menguap dan mengalirkannya dalam bentuk rangkaian aksara. Otomatis, suami dengan nyaman bisa berlepas diri dari sasaran amukan sang istri, hahaha.
Melalui menulis pula, saya menemukan kenyamanan hati dan refleksi jiwa dalam rangkaian kata-kata. Rasanya begitu indah dan menenangkan setelah meluapkannya. Kendati demikian, untuk memulainya butuh komitmen tinggi dan disiplin guna meraih ketenangan batin.
Poin penting yang dapat saya ambil dari self healing ini, ialah saya dapat kembali menata benang pola pikir saya yang sempat kusut lantaran minder dan krisis percaya diri. Lantas, tidak ada salahnya untuk mencoba bukan, karena dengan menulis setidaknya mampu meneduhkan hati dan pikiranmu agar kembali waras. Selamat mencoba!
#bloggerperempuan
#BPN30dayChallenge2018
wah samaan nih mbak, menulis blog buat sarana terapi jiwa
Hihii, iya mbaa rasanya kalau udah beres nulis ces pleng gitu 😂
Setujuu mbaak. Aku juga tulis artikel kalau blogging dan menulis itu bisa menstimulasi otak kita menjadi lebih tenang.
https://adhistyafdj.com/2018/11/20/ketika-otakmu-lebih-produktif-dengan-blogging/
Wahh, kereeenn judul artikelnyaa, aku BW yaa 😄
aku juga awalnya gini kok mbak. lama2 kemaruk pingin macem2, termasuk dapet duit. wkwkwk
Nah ini mbaa, insya Allah nanti ngikut berikutnya wkwkwk 🤣
Blog salah satu wadah pelampiasan 20.000 kata yang butuh keluar dari kaum Hawa ya mbak 😀
Iya mbaa bener banget, lega rasanya kalau udah keluar semua hahaa
salam kenal ya mbak 🙂
yuk mampir ke rumah saya hehe
Wahh, boleh mbaa dengan senang hatii saya mampir yaa
Siaaapp 😍
awalnya saya iseng buat blog karena tertarik dengan dunia menulis. Namun pada awalnya ya self healing terlebih dahulu lalu setelahnya saya berharap karya saya yang dibuat di blog semoga bermanfaat bagi banyak orang. Semoga lancar selalu blogging nya ya 🙂 🙂
Aamiin, sama-sama mbaa, tetap semangaat ya mbaa, stay positif dan terus menebar manfaat melalui tulisan 😍