Sekali lagi, sejuknya rintik-rintik hujan di bawah udara bulan November kala itu, menjadi permulaan dimulainya perjalanan Mariah dalam menjalani takdir sekaligus sisa hidupnya yang teramat pilu. Lantas, akankah Mariah tetap bersikap lurus atau malah melawan arus agar tetap bisa bertahan hidup? Kendati, baik Mariah ataupun Azhar, keduanya pun kelak akan sama-sama menelan pahit dan nelangsa, lantaran makan hati berulam jantung. Miris.