Memberikan mainan untuk buah hati tentu saja boleh. Namun, ada hal penting yang mesti dipertimbangkan, yakni kesesuaian dan kebutuhan. Dua hal ini harus terpenuhi, karena jika tidak si kecil hanya akan menjadikan mainan sebagai pemanis yang habis manis sepah dibuang (tsah…)
Emaknya Khadijah
Sebagai ibu saya sangat meyakini, bahwa tiap orang tua pasti akan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dalam hal ini, bisa mencakup banyak aspek yang dapat mendukung tumbuh kembang si anak. Pastinya, tak terkecuali saya. Jujur, akhir-akhir ini saya lebih banyak memilih peran sebagai teman mainnya si kecil di rumah dan tak lupa tentunya juga sambil bekerja (di malam harinya, hiks).
Karena sebagai ibu, saya pribadi terdorong ingin tahu langsung sambil mengobservasi Khadijah. Kira-kira doi minatnya apa sih? Dan, hal apa yang menjadi perhatian Khadijah saat ini? Dan, seiring dengan perkembangan milestonenya pun saya makin sadar bahwa tiap anak memiliki sisi uniknya masing-masing.
Sedikit cerita, pasti dong tiap anak punya daya minatnya masing-masing terhadap suatu hal. Dan, peran kita sebagai orang tua adalah mengoptimalkannya sebaik mungkin agar dari segi sensorik, motorik, kognitif, bahasa, dan sosialnya bisa berjalan balance. Tapi kembali lagi, namanya juga usaha kan.
Ada yang tiap aspeknya bisa terpenuhi dengan baik, atau malah sebaliknya hanya didominasi oleh beberapa aspek saja. Seperti Khadijah yang tampaknya lebih memilih untuk bermain dengan sejumlah objek yang fokus melatih motorik halus, bahasa, dan kognitifnya, seperti puzzle, lego, box match, buku bergambar, dan lain-lain.
Lalu, bagaimana dengan aspek lainnya?
So far, alhamdulillah baik-baik aja. Namun dari sini, insting saya sebagai ibu menilai bahwa Khadijah tampaknya punya minat lebih pada tiga aspek ini (sotoy). Ketika melihat dia bermain puzzle, selama itu pula dia selalu bercerita dan bertanya apa saja terkait gambar puzzle yang tengah dia susun. Bahkan, pernah saya sampai kewalahan dibuatnya, karena yang ditanyakan itu lagi-itu lagi, wkwkw.
Entah itu, kenapa kura-kura main di pasir, kura-kura makannya apa, kenapa kura-kura warnanya bisa banyak (duh, itu kan emang dari gambar puzzlenya, shalihah). Bahkan, kenapa rambutan ada rambutnya (deg, langsung auto searching dong, berasa banget begonya). Padahal, usianya baru 2 tahun 8 bulan (ggrrr…). Rasa-rasanya, pengen deh ngemilin paku di pojokkan kalau ingat itu.
Namun, lagi-lagi saya bersyukur, bahwa ternyata Khadijah punya rasa ingin tahu yang cukup tinggi, termasuk dalam hal yang abstrak sekalipun dan bisa bikin mamaknya ini auto gemas. Otomatis, saya pun harus menambah stok sabar lebih banyak lagi untuk si kecil. Khususnya, dalam proses pembelajaran dan fase tumbuh kembangnya saat ini. Bismillah ya buuuk…
Baca Juga:
- Teguran Satu Menit, Strategi Jitu Dalam Mendidik Anak
- Menilai Perilaku dan Pribadi Dalam Menegur Anak
- Menjadi Ibu: Tentang Menjaga Emosi dan Kewarasan Diri
- Menerapkan Positive Parenting Sejak Dini, Pentingkah?
- Kakek-Nenek Memanjakan Cucu, Salahkah?
Cari Tahu dan Kenali Jenis Mainan yang Sesuai dengan Kebutuhannya
Back to the topic, kali ini pembahasan saya erat kaitannya dengan memilih jenis mainan yang tepat untuk si kecil. Dan, saya sebagai emak-emak yang ogah rugi, kurleb akan memilih mainan yang sesuai dengan peruntukannya, alias tepat dengan perkembangan usianya dan kebutuhannya. Sehingga, dapat memberikan stimulus yang tepat dan harapannya bisa menghasilkan feedback yang sesuai.
Kurang lebih begitu. Saya sendiri enggak terlalu mematok si kecil harus langsung bisa setelah memainkan mainannya. Intinya sih, let it flow, jalanin aja. Toh namanya juga proses. Biarkan aja si kecil belajar dan bereksplorasi sesuka hati, serta jangan lupa selalu ada peran ibu/ayah yang mendampingi. Pentingnya lagi, dalam hal ini si kecil mesti happy, enjoy dan enggak ada unsur paksaan saat memainkannya.
Nah, kira-kira seperti apa sih pemilihan mainan yang tepat berdasarkan usia anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)? Mengingat, hal ini bisa jadi salah satu patokan lho bagi kita para orang tua untuk memberikan mainan bagi anak.
Penting diingat nih, saat membeli mainan pun yang mesti diperhatikan bukan hanya sekadar si kecil suka dan happy dengan mainan itu. Tapi, juga harus mengedukasi dan dapat menstimulasi perkembangan saraf si kecil. Penting banget yes! So, daripada panjang lebar, langsung aja yuk cek dibawah ini!
- Usia 0-6 Bulan: Pada fase ini, fungsi penglihatan dan pendengarannya mulai berkembang. Bayi mulai bisa merespon suara, gerak benda, belajar meraih serta menggenggam suatu barang. Sehingga, jenis mainan yang tepat untuk diberikan berupa mainan yang berbunyi dan memiliki warna mencolok, guna melatih perkembangan telinga dan kedua matanya.
- Usia 7-12 Bulan: Bayi pada fase ini tengah mengalami banyak perkembangan yang cukup baik dalam hal kemampuan motorik kasarnya. Seperti, senang merangkak, duduk, berguling, hingga berdiri. Dan, menariknya bayi sudah bisa mulai merespon ketika dipanggil namanya lho. Adapun jenis mainan yang tepat diberikan, ialah kubus, mobil-mobilan, bola, dan boneka.
- Usia 1-2 Tahun: Tepat di usia ini, bayi mulai terlihat lebih aktif dalam mengoptimalkan motorik kasarnya. Dari mulai berjalan hingga menaiki tangga. Bahkan, di fase ini pula anak mulai dapat mengucapkan kata dan bermain dengan anak-anak seusianya. Otomatis, effort yang dilakukan orang tua dalam memberikan stimulus bagi si kecil di fase ini terbilang banyak. Intinya sih, mulai ikut banyak bermain (malah lebih), seperti membacakan cerita, ikut menyanyikan lagu, bermain peran, mewarnai bersama dengan pensil atau krayon, dan masih banyak lagi.
- Usia 2 Tahun: Dari segi fisik, anak di usia ini lebih aktif dalam bergerak dan mampu menyampaikan keinginannya dalam kalimat yang sederhana. Kemampuan motorik halusnya pun terus berkembang. Maka, untuk mengoptimalkannya, si kecil bisa mulai diberikan jenis mainan seperti lego, puzzle, bahkan permainan peran yang lebih kompleks.
- Usia 3-6 Tahun: Banyak bertanya dan ingin tahu, di fase inilah ‘katanya’ si kecil bisa dibilang KEPO abis. Lantas, untuk mendukung rasa ingin tahu dan keterampilannya, si kecil sudah bisa mulai dikenalkan dengan ragam jenis permainan yang memiliki konsep aturan. Karena, secara sosial si kecil sudah bisa mulai aktif berinteraksi dengan teman-temannya. Which is, udah mulai kenal lah ya apa itu menang atau kalah, hihi lucu deh. Dan, tak lupa aktivitas di luar ruangan, seperti bersepeda, berenang dan bermain bola, bagus banget untuk menstimulus kemampuan fisiknya.
- Usia Sekolah: Anak-anak di usia ini bisa memilih jenis permainan yang dapat meningkatkan ketangkasan, kreativitas dan kemampuan peran. Termasuk, mengenalkan mereka dengan permainan yang lebih kompleks, seperti catur, scrabble, dan monopoli.
Aktivitas di luar ruangan pun juga tak kalah menarik untuk mereka coba lho. Bermain skateboard, sepeda roda dua serta permainan tradisional seperti lompat tali, layangan, dan ular naga, sangat baik untuk meningkatkan kemampuan fisik mereka.
Dan, yang paling penting ialah peran orang tua dalam membatasi interaksi si kecil dari paparan gadget. Ini perlu banget lho, khususnya di masa-masa golden age-nya seperti saat ini. Ingat yaa, buuuk!
Tips Sederhana Memilih Mainan Anak
Psikolog senior Elly Risman, Psi, dalam seminarnya pernah menyampaikan, bahwa permainan terbaik yang harus diberikan pada anak-anak adalah tubuh ayah dan ibunya. Mengingat, hal tersebut dapat mendekatkan anak dengan orang tuanya secara emosional. Terlebih, bagi anak-anak di bawah usia 5 tahun, hal penting yang harus mereka kuasai bukanlah kecerdasan kognitif semata.
Melainkan, belajar lebih dalam untuk bisa memahami perasaan. Baik memahami perasaan terhadap dirinya sendiri serta orang-orang di sekitarnya. Sehingga, dari itulah awal sikap empati sejak dini dapat terbangun.
Selain itu, beliau juga menuturkan permainan paling kreatif itu ialah bermain tanpa mainan. Karena, dengan bermain dengan permainan yang siap pakai hal tersebut dapat membatasi kreativitas anak. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk memahami lebih jauh kira-kira baiknya seperti apa jenis mainan yang dapat kita terapkan untuk anak-anak, khususnya yang masih di bawah 5 tahun.
Bagi saya pribadi, bermain dengan Khadijah adalah agenda penting yang harus kami lakukan setiap hari. Bermain apapun itu, meski jenis mainan yang Khadijah miliki tidaklah banyak. Mengingat, saya pribadi sedang belajar untuk menerapkan hal di atas. Oleh sebab itu, berikut ini ada beberapa tips sederhana yang bisa kita lakukan saat memilih mainan untuk anak, yaitu:
- Awali dengan pemilihan mainan sederhana. Dimana, mainan ini bisa kita buat sendiri dari barang-barang yang ada di sekitar rumah. Atau bahkan, mendaur ulang lagi barang yang dapat dimanfaatkan sebagai mainan untuk si kecil.
- Ciptakan ruang bermain yang tepat, salah satunya dengan memberikan mainan yang dapat melatih kreativitasnya. Seperti, plastisin, kertas lipat, lego, dan masih banyak lagi. Otomatis, si kecil pun dapat bereksplorasi secara bebas dalam menyalurkan kreasinya pada objek tersebut.
- Berikanlah jenis mainan atau benda-benda tertentu yang dapat menstimulasi daya imajinasi anak. Seperti, boneka, kursi plastik, tas kecil, selimut, dan lain-lain. Dimana, barang-barang ini dapat mereka gunakan saat bermain peran.
- Menyesuaikannya dengan lingkungan sekitar. Jika di tempat tinggal kita tersedia lapangan luas, kita bisa menyiapkan mainan edukasi untuk dimainkan bersama-sama. Dengan begitu, si kecil pun bisa berbaur dan belajar membangun interaksi sosial di lingkungannya.
- Kembali lagi, ayah dan bunda adalah ‘mainan’ terbaik bagi si kecil yaa. Karena, selain mampu menciptakan momen yang hangat, tapi juga bisa meningkatkan bonding yang kuat sejak dini dengan si kecil. Sehingga, melalui aktivitas ini, komunikasi yang baik pun dapat terbangun serta berdampak positif pada pembentukkan karakter dan mentalnya.
- Dan, tak lupa, pilihlah jenis mainan yang aman, baik itu secara material, bentuk mainan, serta tidak menimbulkan stereotip gender dan ras tertentu.
Well, sebagai orang tua, sudah semestinya kita paham bahwa jenis mainan yang ideal hendaknya sesuai dengan tumbuh kembang anak dan bisa meningkatkan keterampilan serta kreativitasnya. Mengingat, mainan bisa menjadi sarana bagi anak dalam mengembangkan kerja otaknya, keterampilan berbahasa, kemahiran role-play, interaksi sosial, pemecahan masalah, serta kemampuan fisik si kecil pastinya.
Nah, gimana nih buuuk? Sudah bermain dengan si kecil belum hari ini? Jika belum, yuk awali dan benahi lagi jenis-jenis mainannya dengan mainan yang tepat dan bermanfaat untuk tumbuh kembangnya. Salam sayang dari emaknya Khadijah, semoga bermanfaat. SALAM WARAS!
Ludy
Ma sya Allah, Kakak Khadijah cerdas yaa, pertanyaannya sungguh menantang, hehehe. Kalau sudah begini, kita sebagai ibunya jadi harus enggak kalah cerdik cari info jawabannya ya.
Makasih Mbak buat saran-sarannya. Aku pernah ngasih mainan anakku yang saat itu belum sesuai dengan usianya, akhirnya cuma dilempar-lempar aja. Penting memang mengetahui tumbuh kembang anak agar kita dapat memberikann stimulasi yang tepat juga.
Setuju banget kalau orang tua itulah yang menjadi pendamping mainan terbaik untuk anaknya. Soalnya si kecil paling seneng kalau diperhatikan
mashaa Allah mkaasiy banyak mbak, informatif banget nih tulisannya. someday kalo punya anak bisa dipraktekin hehe
Wih lengkaaap banget mak! Tengkyu so much, bisa jadi referensi ak buat beli mainan anak-anak nantinya
Asal kita kreatif, sebenarnya barang- barang yang ada di rumah bis abanget dijadikan mainan untuk stimulus anak ya mba. Sayangnya aku gak kreatif. Hiks
Benar banget ya Mbak, orang tua adalah mainan terbaik tuk anak, apalagi yg bayi ya secara lebih aman anggota tubuh ortunya sendiri.
Saya jg lagi pengen banget nih bisa buat mainan bersama anak-anak, tapi emaknya sok sibuk dengan segudang kerjaan domestik yg rasanya gak abis². Padahal udah banyak ide (contekan) sih sebenarnya nih.
ternyata beli mainan nggak boleh asal ya, harus disesuikan tumbuh kembangnya juga
Mainan untuk anak bisa disesuaikan dengan usianya ya. Biar lebih mengena dan tepat sasaran. Dia pun tubuh kembangnya juga lebih baik karena permainan tersebut
Wah, ternyata milih mainan buat anak gak bisa sembarangan ya mbak, harus disesuaikan juga sama pertumbuhan anak. Aku kira bebas aja gitu, tapi ternyata juga perlu ngilmu. Thank you for sharing mbak, ini bisa dijadiin pelajaran buatku kalau punya anak nanti
Yes..memilih mainan sesuai usia ya mba. Dan bukan hanya soal memilih tapi bagaimana kita main bareng sama anak dengan permainan yang sudah kita pilih bersama agar bonding lebih terasa.
Yah saya setuju tu poin ayah dan bunda mainan terbaik haha.
Saya pribadi jarang banget beliin anak2 mainan yang kekinian banget, krn mereka mainin apa aja benda di rumah sih. Jd yang bener2 mainan bisa dihitung jumlahnya. Yg penting stimulasi dari ortunya dan pendampingan itu ya yang lbh penting mbak 😀
Walau kdng sesekali kalau ada rezeki ya saya beliin jg sih mainan yang bagusan dikt. Sesekali aja nyenengin anak 😀
Makasih untuk sharingnya mbak. Jadi tahu nih apa mainan yang tepat buat anak sesuai usianya. Yang jelas, bisa jadi banyak alternatif dan ngurangin gagdet ya
MashaAllah Khadijah Cerdas ya, banyak bertanya Dan ingin tau. Tidak jauh berbeda nih dengan Kakak Khalif anak Ku yang juga sering melontarkan pertanyaan2 diluar dugaan😁
Ini ilmu yang ndaging banget buat aku yang belum ada anak mba Nisa
makasih banyak mba, jadi ada gambaran. Praktik ke keponakan dulu kali ya wakakka