Bicara tentang tanah Papua, tentu sangat identik dengan kekhasan eksotisme sumber daya alamnya yang begitu megah, indah, dan mengesankan. Namun, terlepas dari itu, pulau yang letaknya berada di ujung timur tanah air kita ini, rupanya memiliki catatan tersendiri yang patut kita sadari. Yakni, krisis literasi serta buta huruf, yang utamanya tertuju pada minimnya aksesibilitas pendidikan yang masih amat terbatas.
Miris sekaligus turut prihatin dengan kondisi ini, mengingat kemajuan teknologi negara kita saat ini nyatanya belum seluruhnya merata dan tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber daya pendidik profesional yang memadai di tanah pedalaman Papua. Khususnya, di Pulau Masinam, Papua Barat.
Menyadari kondisi tersebut, hadirlah sosok inspiratif yang turut menyuarakan sekaligus menghidupkan pendidikan literasi di Pulau Masinam. Bhrisco Jordy Dudi Padatu, mengambil langkah inisiatif untuk memajukan tanah kelahirannya tersebut. Melalui program Papua Future Project yang digagasnya, dia pun merancang langkah-langkah solutif guna meningkatkan kualitas pendidikan. Khususnya, mengentaskan buta aksara di Pulau Masinam yang menjadi cita-cita mulianya selama ini.
Hidupkan Cita dan Asa Lewat Papua Future Project
Lahir dan besar selama tujuh belas tahun lamanya di bumi Cendrawasih, kerap membuat Jordy merenung tiap kali mengamati kondisi sekitarnya. Dia paham betul, akses serta fasilitas pendidikan yang memadai belum sepenuhnya dijangkau oleh pemerintah pusat. Berangkat dari kesadaran itu, Jordy pun meyakini bahwa pendidikan adalah hak seluruh anak bangsa di tanah air yang harus didukung penuh, tanpa terkecuali. Demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Dimulai dari Pulau Masinam, Papua Barat. Pulau ini berjarak sekitar delapan kilometer dari Kabupaten Manokwari, yang sebenarnya bisa dibilang tidaklah terpencil. Namun, topografi wilayahnya yang didominasi perbukitan serta pegunungan, membuatnya cukup jauh dan sulit bagi anak-anak disana untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak. Oleh sebab itu, Jordy pun membentuk komunitas literasi berbasis proyek bernama Papua Future Project.
Berdiri sejak bulan Juli 2021, komunitas ini bergerak dalam meningkatkan akses pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), dengan berupaya fokus memberikan bimbingan belajar sekaligus mengenalkan literasi kepada anak-anak Papua. Menariknya, Jordy juga mengajak para anak muda di Manokwari untuk terjun langsung dalam proyek edukasi ini sebagai sukarelawan. Semata-mata agar komunitas ini tidak hanya sekadar berkembang, namun juga bisa berkelanjutan dan beregenerasi.
Disamping itu, Papua Future Project juga konsisten memberikan pendidikan seputar lingkungan, kesehatan, pengembangan diri, termasuk dampak perubahan iklim. Dimana, seluruh sistem pembelajarannya menerapkan kurikulum kontekstual yang erat kaitannya dengan keseharian hidup mereka. Tidak lupa, Jordy dan tim juga mengintegrasikan metode pembelajaran dengan nilai-nilai adat sekitar, sehingga anak-anak merasa senang untuk mengikuti pelajaran tanpa perlu merasa terbebani.
Every Child Matters, Bukan Sekadar Motto
Berpegang teguh pada motto “Every Child Matters”, Jordy melalui programnya terus berupaya menghadirkan akses pembelajaran yang holistik dan inklusif. Semata-mata, agar bisa menjadi target jangka panjang yang berkelanjutan dan menjangkau seluruh wilayah pedalaman Papua lainnya, tidak hanya di Pulau Masinam saja. Khususnya, melalui program bimbingan belajar literasi gratis, donasi buku bacaan, serta turut memberikan pelatihan kepada para pengajar lokal.
Tidak hanya itu, Jordy juga terus melebarkan sayap programnya dengan menggaet UNICEF dan para dosen untuk turut berkontribusi menciptakan sistem pembelajaran yang efektif dan holistik bagi anak-anak di pedalaman Papua. Mengingat, standar pendidikan di tanah Papua masih amatlah terbatas, mulai dari aksesibilitas pembelajaran, sumber daya pendidik profesional, teknologi, serta fasilitas. Sehingga, tingginya angka buta huruf menjadi masalah utama yang kerap melanda anak-anak di ujung timur tanah air Indonesia.
Senyum Jordy yang Kini Mulai Mengembang
Kerja keras dan kegigihan Jordy pun kini mulai membuahkan hasil. Hingga kini, sudah ada 725 anak dan 14 kampung di wilayah pedalaman Papua Barat Daya dan Papua Barat, yang merasakan dampak positif dari kehadiran Papua Future Project. Dimana, dalam proyeknya ini Jordy juga melibatkan 250 relawan dan pemuda dari seluruh Indonesia untuk ikut serta. Baik secara langsung maupun daring.
Senyum Jordy pun kian mengembang, tepat pada 2022 lalu Papua Future Project meraih penghargaan Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Award ke-13 di bidang Pendidikan. Dengan adanya penghargaan ini, tekad Jordy pun terus berlanjut. Dia berharap, semoga hingga tahun 2025 nanti komunitasnya bisa menjangkau 100 kampung, bahkan lebih. Agar kedepannya Papua Future Project bisa terus menjadi wadah bagi anak-anak muda Papua untuk memajukan daerahnya dengan terus mengembangkan value pendidikan dan memberikan dampak yang baik di masa depan.
Nyatanya, semangat Astra tidak hanya terpatri dalam benak Jordy seorang, namun telah dia tularkan semangat itu pada yang lainnya melalui program Papua Future Project. Inspirasi dan kontribusinya terhadap bangsa amatlah nyata dengan impian Astra untuk sejahtera bersama bangsa dan mendukung Sustainable Developments Goals (SDGs) Indonesia.
Kedepannya, Jordy makin optimis, dia yakin Papua Future Project bisa menjadi cahaya di masa depan bagi anak-anak Papua untuk melanjutkan estafet perjuangan bangsa. Sebab, generasi berikutnya adalah kunci utama dalam mempertahankan eksistensi peradaban yang maju, cerdas, dan berkarakter. Semoga.
Ludy
